Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan perihal hamba, rasul, dan kekasih-Nya (yaitu Ibrahim a.s., pemimpin orang-orang hanif). Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya (yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membacakan kepada umatnya kisah ini agar mereka mengikuti jejaknya dalam hal keikhlasan, tawakal, dan menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; serta berlepas diri dari kemusyrikan dan para pengikutnya.
Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan petunjuk-Nya kepada Ibrahim sejak dia masih kecil, lalu berlanjut sampai usia tuanya. Sesungguhnya Ibrahim sejak tumbuh dewasa mengingkari perbuatan kaumnya yang menyembah berhala di samping Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia berkata kepada ayahnya dan kaumnya:
{لأبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا تَعْبُدُونَ}
Apakah yang kalian sembah? (Asy-Syu’ara’: 70)
Artinya, apakah berhala-berhala yang kalian sembah ini?
{قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِينَ}
Mereka menjawab, “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.”(Asy-Syu’ara’: 71)
Yakni kami tekun menyembahnya dan menyerunya.
{قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ أَوْ يَنْفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا آبَاءَنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ}
“Berkata Ibrahim, “Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa) kalian sewaktu kalian berdoa (kepadanya)? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepada kalian atau memberi mudarat?” Mereka menjawab, “(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian.” (Asy-Syu’ara’: 72-74)
Yaitu mereka mengakui bahwa berhala-berhala mereka tidak dapat melakukan sesuatu pun dari hal tersebut. Sesungguhnya mereka hanya melihat nenek moyang mereka berbuat demikian, lalu mereka bersegera mengikuti jejaknya. Maka pada saat itu juga Ibrahim berkata kepada mereka:
{قَالَ أَفَرَأَيْتُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمُ الأقْدَمُونَ فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِي إِلا رَبَّ الْعَالَمِينَ}
“Maka apakah kalian telah memperhatikan apa yang selalu kalian sembah, kalian dan nenek moyang kalian yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kalian sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam. (Asy-Syu’ara’: 75-77)
Maksudnya, jika berhala-berhala ini dapat melakukan sesuatu dan mempunyai pengaruh, silakan mereka melakukan perbuatan jahat terhadap diriku; karena sesungguhnya aku adalah musuh mereka, aku tidak memedulikan mereka dan sama sekali tidak memikirkannya.
Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang perkataan Nuh yang disitir oleh firman-Nya:
{فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَاءَكُمْ}
“karena itu bulatkanlah keputusan kalian dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutu kalian (untuk membinasakanku).” (Yunus: 71), hingga akhir ayat.
Syukran atas materinya Tadz.
Bisa utk referensi materi kajian.