Jangan sampai ada generasi yang pada masa mudanya menentang kezaliman, tapi ketika ia berkuasa pada usia yang lebih tua justru ia sendiri yang melakukan kezaliman yang dahulu ditentangnya itu.
Jangan sampai ada generasi yang semasa muda menentang korupsi, tapi saat ia berkuasa atau dipercaya menjadi pegawai, pejabat atau wakil rakyat di usianya yang sudah semakin tua justru ia sendiri yang melakukan korupsi padahal dahulu sangat ditentangnya.
Dalam kehidupan kita sekarang, kita dapati banyak orang yang tidak mampu mempertahankan idealisme atau dengan kata lain tidak istikamah sehingga apa yang dahulu diucapkan tidak tercermin dalam langkah dan kebijakan hidup yang ditempuhnya, apalagi bila hal itu dilakukan karena terpengaruh oleh sikap dan perilaku orang lain yang tidak baik.
Rasulullah saw mengingatkan:
لاَتَكُوْنُوْا اِمَّعَةً تَقُوْلُوْنَ: اِنْ اَحْسَنَ النَّاسُ اَحْسَنَّاوَاِنْ ظَلَمُوْاظَلَمْنَاوَلكِنْ وَطِّنُوْااَنْفُسَكُمْ اِنْ اَحْسَنَ النَّاسُ اَنْ تُحْسِنُوْا وَاِنْ اَسَاءُوْا اَنْ لاَتَظْلِمُوْا.
“Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan. Kamu berprinsip kalau orang lain baik, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim, kami pun akan berbuat zalim. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, kalau orang lain berbuat kebaikan maka berbuatlah kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan maka janganlah kamu turut melakukannya.” (HR. Tirmidzi).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dimuliakan Allah.
Keempat, waspada terhadap godaan-godaan syaitan. Ini merupakan pelajaran penting dari sekian banyak hikmah dari kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya serta dari ibadah haji yang dilaksanakan oleh kaum muslimin. Hal ini karena ketika manusia ingin menjadi muslim yang sejati, kendala besar yang akan dihadapinya adalah godaan-godaan seitan.
Karena itu, Allah SWT berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS Al-Baqarah: 208).
Oleh karena itu, kewaspadaan dan perlawanan kita terhadap godaan syaitan harus selalu membara. Ibrahim, Hajar dan Ismail berusaha mengusir setan melempari dengan batu yang kemudian dilambangkan dalam ibadah haji dengan melontar jumroh.
Ini juga berarti setiap muslim harus kuat permusuhannya kepada syaitan meskipun harus dengan bersusah payah sebagaimana jamaah haji mau bersusah payah saat melontar jumroh.
Bahkan melontar jumrah diakui oleh para jamaah haji sebagai rangkaian ibadah haji yang paling berat dengan risiko yang paling besar. Untuk itulah, di dalam Islam kita sangat ditekankan untuk selalu berlindung kepada Allah SWT dari godaan-godaan setan, sehingga untuk membaca Al-Quran yang sudah jelas-jelas baik, kita tetap harus berlindung kepada Allah SWT dari gangguan setan dengan membaca ta’awudz.