Kesyukuran
Pelajaran kedua dari ibadah kurban adalah tentang kesyukuran. Menyembelih kurban bisa dianggap sebagai wujud kesyukuran kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan.
Seorang muslim selalu menyadari bahwa apa yang dimilikinya adalah pemberian dari Allah. Semua rezeki itu adalah titipan yang harus dipertanggungjawabkan kelak di hari kemudian.
Rezeki juga merupakan batu ujian apakah seorang hamba akan bersyukur dengan rizki itu atau malah kufur. Yang bersyukur tentu akan dibalas dengan nikmat yang lebih banyak dan keberkahan dalam hidup.
Sebaliknya, yang kufur akan dibalas dengan hukuman. Hukuman di dunia misalnya dengan ditimpakan musibah, penyakit, kebangkrutan, penipuan, kecelakaan, dan sebagainya yang bisa memusnahkan harta dan kebahagiaan orang tersebut. Na’udzubillah min dzalik!
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim: 7)
Salah satu cara mensyukuri nikmat Allah adalah dengan memanfaatkan nikmat itu untuk kebaikan dan hal-hal yang diridloi oleh Allah SWT.
Termasuk di antaranya untuk melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan seperti zakat, sekedah, berkurban, dan semacamnya.
Salah satu penyakit manusia adalah cinta dunia yang menjadikannya lupa daratan sehingga mengabaikan kewajiban bersyukur dan berbagi.
Padahal, dengan bersyukur dan berbagi justru akan diperoleh kebaikan yang lebih banyak.
Allah SWT berfirman:
“Kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. (QS. Ali Imran: 92).
Mudah-mudahan dengan semangat Idul Adha, kita menjadi hamba-hamba Allah yang menjaga ketaatan dan selalu bersyukur atas semua nikmat yang telah Dia berikan kepada kita. Amien. (*)
Lamongan, 12 Juni 2024.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News