UM Surabaya

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

Jamaah Id yang berbahagia

Iduladha adalah saat kita diingatkan kembali kepada riwayat perjalanan seorang Nabi teladan, seorang Nabi yang penuh dengan uswah hasanah. dengan ketekunannya mencari  Tuhan pencipta sekaligus pemelihara alam semesta.

Dialah Nabi Ibrahim as, dengan daya nalar yang kritis Nabi Ibrahim melihat keberadaan alam semesta yang sangat indah dan teratur tidak mungkin kalau tidak ada penciptanya. Maka setelah pengembaraan pikirannya mencari Tuhan maka akhirnya beliau menemukan jawaban seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an;

فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةٗ قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَآ أَكۡبَرُۖ فَلَمَّآ أَفَلَتۡ قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ إِنِّي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

“Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik” ( QS al-An’am 78-79).

Hadirin yang berbahagia, 

Keyakinan tauhid Nabi Ibrahim adalah tauhid aktif yaitu tauhid dengan diiringi oleh amal saleh dan amar makruf nahi munkar. Beliau melaksanakan  salat dan zakat serta berbuat baik kepada sesama manusia. Kepada bapaknya walaupun berbeda agama tetap  hormat bahkan dimintakan ampun kepada Allah.

Menurut  riwayat yang mashur, Nabi Ibrahim senang  memberi makan orang lain, setiap makan beliau selalu ingin mengajak orang lain makan walau harus berjalan jauh untuk menemukan orang yang mau diajak makan bersama.

Dalam melakukan amar makruf  nahi munkar beliau tunjukkan dengan berdakwah kepada keluarganya dan kepada kaumnya bahkan kepada penguasa pada zamannya. Beliau berdakwah dengan menyeru menghentikan penyembahan kepada patung-patung dan hawa nafsu  dan menyeru untuk  menyembah hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja.

Sehingga Nabi Ibrahim   menerima konsekuensi dari dakwahnya,   dijatuhi hukuman  dengan  dibakar hidup-hidup di depan umum. Dengan keyakinan dan iman yang kuat kepada Allah, tawakal dan berdoa, maka Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim  dengan memerintahkan kepada  api supaya  dingin sehingga bisa menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api yang menyala-nyala.(QS. al-Anbiya:69).

قُلۡنَا يَٰنَارُ كُونِي بَرۡدٗا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ

“Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.”

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

Pelajaran dari sejarah Nabi Ibrahim kita dapat mengambil uswah hasanah dari beliau.  bahwa iman itu harus hidup dan aktif. Bukan iman yang pasif dan statis. Iman aktif itu iman yang diekspresikan dalam tindakan amal sosial  atau hablu min an-naas, melaksanakan amar makruf nahi munkar, serta berakhlak baik dalam pergaulan dengan sesama manusia.

Banyak sekali ayat Al-Qur’an maupun hadis yang menyatakan bahwa indikator iman itu adalah amal baik dan akhlak karimah. Di antaranya hadis yang berbunyi:

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

“Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah saw, dari Nabi saw bersabda, ‘Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'” (HR. Bukhari dan Muslim).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini