Status Hadis
Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az Zuhud hal. 15, dari Thoriq bin Syihab dari Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu. Hadits tersebut dikeluarkan pula oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah 1: 203, Ibnu Abi Syaibah dalam mushonnaf-nya 6: 477, 33028. Hadis ini mauquf shahih, hanya sampai sahabat. Lihat tahqiq Syaikh ‘Abdul Qodir Al Arnauth terhadap Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab hal. 49, terbitan Darus Salam.
Al Hafizh mengatakan bahwa jika Thoriq bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia adalah sahabat. Kalau tidak terbukti ia mendengar dari Nabi, maka riwayatnya adalah mursal shohabiy dan seperti itu maqbul atau diterima menurut pendapat yang rojih (terkuat). Ibnu Hibban menegaskan bahwa Thoriq wafat tahun 38 H. Lihat Fathul Majid, hal. 161, terbitan Darul Ifta’.
Semoga Allah senantiasa menjaga aqidah kita dari noda-noda syirik, dan kita senantiasa ibadah hanya karena Allah SWT. Semata. Aamiin
A. Kisah Dua Putra Adam
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا تْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِا لْحَـقِّ ۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَا نًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰ خَرِ ۗ قَا لَ لَاَ قْتُلَـنَّكَ ۗ قَا لَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
“Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, Sungguh, aku pasti membunuhmu! Dia (Habil) berkata, Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 27)
2. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَئِنْۢ بَسَطْتَّ اِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِيْ مَاۤ اَنَاۡ بِبَا سِطٍ يَّدِيَ اِلَيْكَ لِاَ قْتُلَكَ ۚ اِنِّيْۤ اَخَا فُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ
“Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 28)
3. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنِّيْۤ اُرِيْدُ اَنْ تَبُوْٓءَ بِاِ ثْمِيْ وَ اِثْمِكَ فَتَكُوْنَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّا رِ ۚ وَذٰلِكَ جَزٰٓ ؤُا الظّٰلِمِيْنَ ۚ
“Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 29)
4. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَطَوَّعَتْ لَهٗ نَفْسُهٗ قَـتْلَ اَخِيْهِ فَقَتَلَهٗ فَاَ صْبَحَ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
“Maka, nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 30)
5. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَبَـعَثَ اللّٰهُ غُرَا بًا يَّبْحَثُ فِيْ الْاَ رْضِ لِيُرِيَهٗ كَيْفَ يُوَا رِيْ سَوْءَةَ اَخِيْهِ ۗ قَا لَ يَاوَيْلَتٰۤى اَعَجَزْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَا بِ فَاُ وَا رِيَ سَوْءَةَ اَخِيْ ۚ فَاَ صْبَحَ مِنَ النّٰدِمِيْنَ ۛ
“Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. (Qabil) berkata, Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini? Maka, jadilah dia termasuk orang yang menyesal.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 31)