*) Oleh: Masro’in Assafani, MA
Wakil Ketua PDM Lamongan
Beramal saleh merupakan sebuah perbuatan yang akan mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya.
Beramal baik ibarat petani, yang mana dengan menanam maka akan menuai atau memanennya, atau akan memetik buahnya.
Menanam kebaikan bagaikan menanam bunga yang wangi, maka tanaman tersebut akan membuat bau harum.
Sebaliknya, barang siapa menanam kejahatan, maka dia pun akan memanen perbuatannya tersebut.
Allah SWT berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًـا فَلِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ اَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, maka itu untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri; kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan.” (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 15)
Kandungan Ayat
1. Kebajikan: “Barang siapa mengerjakan kebajikan, maka itu untuk dirinya sendiri.”
2. Kejahatan: “dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri.”
3. Kembali kepada Tuhan: “kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan.”
Ibrah (pelajaran) yang bisa diambil:
Menanam kebaikan itu pertanda akan membias kembali pada diri sendiri. Menanam kejahatan, akan memantul kembali pada diri yang menanam.
Untuk itu kita harus memberi gizi rohani dengan amal saleh, sebaliknya memberi obat bagi hawa nafsu, guna terkendalinya perilaku rendah menuju perilaku utama.
Sebaliknya juga kejahatan akan membusuk dan baunya akan menyelinap ke lorong-lorong gelap dan akan pudar dihempas tiupan angin kesucian.
Renungan
“Harumnya bunga semerbak wangi ditangkai dan bunga berada, Harumnya amal saleh senantiasa memendar ke seluruh arah menembus cakrawala bahkan meluas pada alam semesta.”
Catatan
Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad saw, menanam kesalehan ribuan tahun silam, hingga kini masih segar dalam sanjungan selawat.
اللهم صلى على محمد وعلى ال محمد
Semoga Allah SWT mengampuni, memberkahi dan merahmati kita. Aamiin. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
