UM Surabaya
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
Prof Nazar bersama para personalia Majelis Tabligh PWM Jatim. foto: dok/majelistabligh.id

***

November 2023, saya bersama beberapa personalia Majelis Tabligh PWM Jatim melakukan survei lokasi. Tepatnya, di Hotel Kapal Garden Malang. Survei lokasi itu terkait rencana kegiatan Creative Writing Workshop for Mubaligh Muhammadiyah.

Saat perjalanan ke lokasi, kami kepikiran untuk melanjutkan silaturahmi ke Prof Nazar. Tujuannya ingin kulo nuwun. Sekaligus meminta bantuan pendanaan. Waktu itu, Prof Nazar masih menjabat Wakil Rektor II UMM.

Kami awalnya ragu. Karena kami tidak sempat mengirim surat. Semacam permintaan audiensi begitu. Yang kami bawa hanya proposal kegiatan. Kami lantas menghubungi Dr. Sholihin Fanani, wakil ketua PWM Jatim yang membidangi majelis tabligh dan lembaga dakwah komunitas (LDK). Meminta tolong menghubungi Prof Nazar terkait keinginan untuk bertemu.

Baca juga: Reuni Kecil di Masjid AR Fachruddin UMM

Kiai Sholihin (panggilan akrabnya) menyanggupi. Singkat cerita, disampaikan kabar jika Prof Nazar menyatakan dengan senang hari mau menerima kami. Saya bersama tiga personalia majelis tabligh, Dr. Slamet Muliono Redjosari (wakil ketua), Munahar MPdI.(sekretaris), Amsikul Ma’arif SAg (bendahara), ditemui Prof Nazar di ruang kerjanya.

Kami menyampaikan rencana kegiatan pelatihan menulis untuk mubaligh tersebut. Berikut sasaran, pola, dan targetnya.

Prof Nazar pun menyambut antusias dan menyatakan dukungannya.

“Bagus sekali ini. Gini, perbaiki proposal ini. Kasihkan saya. Nanti tak bantu cari dana ke UM Surabaya dan Umsida. Kalau UMM pastilah membantu. Acaranya kapan, sih?” ucapnya seraya melihat lagi tanggal di proposal.

“Oke, siap,” imbuh Prof Nazar.

Prof Nazar bilang jika dakwah bukan hanya di atas mimbar. Mubaligh perlu ketrampilan menulis untuk memperkuat dakwahnya. Apalagi di era digital, dengan menulis mubalig dapat menyampaikan pesan dakwah jauh lebih luas.

Melalui ketrampilan menulis dan memahami jurnalisme digital, tentu akan memberikan nilai plus bagi mubaligh. Karenanya, butuh kekuatan untuk mendorong para mubaligh agar bisa menulis dengan baik, kemudian diviralkan di media digital.

Prof Nazar memang concern dengan perkembangan teknologi. Tak terkecuali dengan tren jurnalisme digital yang terus berkembang dan berevolusi dengan cepat. Di mana kita harus adaptif dan kreatif untuk tetap relevan dan berkelanjutan di era digital.

Sebelum pulang, Prof Nazar sempat mendiskusikan keinginan dia untuk mensinergikan program majelis tabligh dengan pondok pesantren yang baru dibeli UMM. Lokasinya di Karangploso, Kabupaten Malang. Berdiri di atas lahan seluas 1,1 hektar.

Pondok tersebut kemudian diresmikan dengan nama Pondok Pesantren Abdul Malik Fadjar (International Islamic Boarding School) pada 21 Februari 2024.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini