Meneladani Kepemimpinan Profetik Nabi Ibrahim
Ilustrasi: rahyafteha
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Kepemimpinan profetik sangat pantas disematkan pada Nabi Ibrahim, karena prinsip keteladanan yang dimilikinya membuat kepemimpinan beliau tetap relevan hingga saat ini.

Konsistensi dalam menjalankan aturan yang diikrarkan serta ketaatan yang tulus-ikhlas kepada Sang Pencipta menjadikan kepemimpinan Nabi Ibrahim kokoh dan menjadi contoh bagi generasi selanjutnya.

Kepemimpinan beliau memperhatikan dimensi ilahiyah dan insaniyah, menjadikannya teladan sempurna bagi bangsa Indonesia yang tengah menghadapi krisis kepercayaan terhadap pemimpinnya.

Kepemimpinan Profetik yang Relevan

Kepemimpinan yang langgeng dan kokoh hanya dapat terbentuk dengan memperhatikan dimensi ilahiyah dan insaniyah. Dimensi ilahiyah menekankan ketergantungan total kepada Allah, sedangkan dimensi insaniyah berpegang teguh pada etika kemanusiaan yang disepakati bersama.

Kepemimpinan seperti ini mampu mencegah kezaliman di masyarakat. Allah menyematkan kepemimpinan sempurna pada Nabi Ibrahim, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِـۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٖ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامٗا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِي ٱلظَّٰلِمِين

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia’. Ibrahim berkata, ‘(Dan saya mohon juga) dari keturunanku’. Allah berfirman, ‘Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim’.” (QS. Al-Baqarah: 124)

Praktik Kepemimpinan Nabi Ibrahim

Kepemimpinan Nabi Ibrahim yang jauh dari kezaliman dapat dilihat dalam beberapa aspek berikut:

Mendoakan Kebaikan Negeri: Nabi Ibrahim senantiasa mendoakan kebaikan bagi negerinya. Dengan doanya, tercipta keamanan dan pintu-pintu rezeki terbuka bagi penduduknya. Sebagaimana firman-Nya:

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari kemudian’.” (QS. Al-Baqarah: 126)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini