Muslim Bukan Kaleng-Kaleng
UM Surabaya

*)Oleh: Masroin Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan

Nabi Ibrahim di samping disebut sebagai abul anbiya’ yaitu bapak para nabi juga disebut sebagai berikut ;

1. Nabi Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani
2. Nabi Ibrahim adalah seorang yang lurus, muslim sejati
3. Dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.

Demikianlah yang ditegaskan Allah SWT.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

مَا كَا نَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَا نِيًّا وَّ لٰكِنْ كَا نَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًا ۗ وَمَا كَا نَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim, dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 67)

📚 Kandungan Ayat
1. Bukan yahudi bukan Nasrani ; “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani.
2. Muslim yang Lurus ; “Dan dia adalah seorang yang lurus, muslim
3. Tidak musyrik : “Dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.”

Ibrah yaitu pelajaran yang dapat diambil;

1. Menjadi Muslim yang murni harus membaca keteladanan khalilullah Nabi ibrahim AS.
2. Muslim yang lurus adalah muslim yang tidak terkontaminasi di dalam kemusrikan.
3. Tidak Yahudi, tidak Nasrani, penulis fahami yaitu;
a. Beribadah tidak campur baur (caruk wareh;jawa).
b. Beribadah tidak gradual (gropyoan; jawa)
Beribadah dengan memurnikan ketauhidan hanya kepada Allah SWT.

Catatan

1. Muslim sejati adalah muslim yang murni menyembah hanya kepada Allah SWT.
2. Beragama semaksimal mungkin mengikuti Nabi Muhammad SAW.
3. Ada penekanan dalam frasa bukan kaleng-kaleng dapat dimaknai bahwa bukan orang sembarangan, orang yang tidak mudah dinegasikan, harus diperhitungkan keberadaan orang tersebut. Maka nabi Ibrahim adalah sosok manusia hebat luar biasa, istimewa, teladan utama.

Hikmah

Banyaklah membaca kisah orang-orang yang lurus, agar tidak terjerumus.

Do’a Tauhid

رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ

Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala-berhala. QS. Ibrahim/14; 35

Penjelasan:
Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar menyampaikan kepada umatnya kisah di waktu Nabi Ibrahim berdoa kepada Tuhannya agar doa itu menjadi iktibar dan pelajaran bagi orang Arab waktu itu, karena Ibrahim a.s. itu adalah cikal bakal dan asal keturunan mereka.

Doa itu ialah: “Ya Tuhan kami, jadikanlah negeri Makkah ini, negeri yang aman dan tenteram, negeri yang sentosa, terpelihara dari peperangan dan serangan musuh. Doa Nabi Ibrahim itu dikabulkan Tuhan, dan Dia telah menjadikan negeri Makkah dan sekitarnya menjadi tanah dan tempat yang aman bagi orang-orang yang berada di sana. Di negeri itu dilarang menumpahkan darah, menganiaya orang, membunuh binatang dan menebang tumbuh-tumbuhan yang berada di sana.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini