Makna Mendalam "Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil"
foto: ask-a-muslim
UM Surabaya

*) Oleh: Bahrus Surur-Iyunk

Ungkapan “Hasbunallah wa ni’mal wakil” (حسبنا الله ونعم الوكيل) berarti “Cukuplah Allah bagi kami, dan Dialah sebaik-baik Pelindung.” Kalimat ini mengandung kekuatan spiritual yang mendalam bagi orang-orang yang beriman.

Ia menjadi ungkapan ketawakalan yang paling tinggi ketika seseorang menyerahkan segala urusannya kepada Allah dan meyakini bahwa hanya Allah yang dapat memberikan pertolongan, perlindungan, dan jalan keluar dari segala kesulitan yang dihadapi.

Pengucapan kalimat ini tidak hanya sekadar doa atau kalimat lisan, tetapi merupakan bentuk keyakinan hati yang mengakui bahwa Allah adalah sumber segala kekuatan dan satu-satunya pelindung sejati dari segala bahaya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Salah satu kisah yang paling terkenal terkait kalimat ini adalah kisah para sahabat Rasulullah saw setelah peristiwa Perang Uhud. Ketika itu, kaum Muslimin mengalami kekalahan, dan banyak dari mereka terluka.

Di tengah kekalahan tersebut, terdengar kabar bahwa orang-orang Quraisy sedang bersiap untuk menyerang kembali kaum Muslimin.

Orang-orang munafik di Madinah menyebarkan rasa takut dan kekhawatiran kepada kaum Muslimin, berharap mereka mundur dan menyerah.

Namun, para sahabat tidak goyah. Mereka mengingat janji Allah dan yakin bahwa pertolongan Allah akan datang. Di saat kritis itulah turun ayat, “(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:

‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,’ maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.'” (QS. Ali Imran: 173).

Ketika para sahabat mengucapkan “Hasbunallah wa ni’mal wakil,” Allah memberikan mereka kekuatan luar biasa.

Mereka tidak hanya terhindar dari serangan, tetapi juga musuh-musuh mereka merasa takut dan mundur tanpa berani melakukan serangan lebih lanjut.

Para sahabat yang terluka pun bangkit dan berangkat keluar Madinah untuk menyambut kedatangan orang-orang kafir Quraisy.

Kisah lain yang menunjukkan kekuatan kalimat ini adalah kisah Nabi Ibrahim. Saat berdakwah melawan penyembahan berhala, Nabi Ibrahim menghadapi raja yang zalim, Nimrod, yang memerintahkan agar Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api yang sangat besar. Mereka mengira dengan api itu bisa mengakhiri dakwah dan hidup Nabi Ibrahim.

Namun, di tengah api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim dengan penuh ketenangan dan kepercayaan kepada Allah mengucapkan: “Hasbiyallahu wa ni’mal wakil” (Cukuplah Allah bagiku, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung).

Lalu, Allah berfirman kepada api: “Hai api, jadilah kamu dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!” (QS. Al-Anbiya: 69).

Keajaiban pun terjadi. Api yang biasanya membakar berubah menjadi dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim.

Ini menunjukkan bahwa ketika seseorang sepenuhnya tawakal kepada Allah, bahkan hukum alam sekalipun bisa berubah demi melindunginya. Allah adalah Penyebab dari segala sebab.

Banyak kisah lain yang menunjukkan kekuatan kalimat ini dalam sejarah Islam, termasuk kisah para pejuang Muslim saat menghadapi musuh yang jauh lebih kuat dalam jumlah dan persenjataan.

Dalam Perang Khandaq atau Perang Ahzab, kaum Muslimin dikepung oleh pasukan besar dari berbagai suku Arab dan Yahudi.

Namun, Rasulullah dan para sahabat tetap teguh dalam iman mereka, mengucapkan kalimat ini dan meminta perlindungan Allah. Akhirnya, Allah mengirim angin kencang yang membubarkan pasukan musuh.

“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah kepada kalian ketika datang kepada kalian tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin taufan dan tentara yang tidak dapat kalian lihat…” (QS. Al-Ahzab: 9).

Dari kalimat ini ada banyak pelajaran penting yang bisa diambil. Pertama, kata ini mengandung ungkapan tawakkal yang sempurna. Kalimat ini menjadi simbol ketergantungan penuh kepada Allah.

Ketika segala cara duniawi telah ditempuh, yang tersisa hanyalah kepercayaan kepada Allah sebagai Pelindung dan Penolong.

Kedua, kalimat ini melahirkan keberanian dalam iman. Kisah para sahabat dan Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa orang yang benar-benar bergantung kepada Allah akan memiliki keberanian luar biasa di hadapan segala tantangan dan bahaya.

Sebab, pertolongan Allah itu nyata. Allah selalu bersama orang-orang yang bergantung kepada-Nya. Ketika segala harapan terlihat tertutup, pertolongan-Nya datang dari arah yang tidak disangka-sangka.

Ketiga, ada ujian dan kesabaran. Ucapan “Hasbunallah wa ni’mal wakil” tidak berarti kesulitan tidak akan datang, tetapi menunjukkan bahwa dalam kesulitan itulah kita harus lebih bergantung kepada Allah.

Dalam hadis disebutkan: “Barangsiapa yang mengucapkan ketika menghadapi kesulitan: ‘Hasbiyallahu la ilaha illa huwa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘azhim’ (Cukuplah bagiku Allah, tiada Tuhan selain Dia. Kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Rabb Arsy yang agung),’ maka Allah akan mencukupkan segala keperluannya.” (HR. Abu Dawud).

Dengan demikian, “Hasbunallah wa ni’mal wakil” bukan sekadar kata-kata, melainkan sebuah keyakinan yang terpatri dalam hati. Ini adalah ungkapan keyakinan yang muncul di saat-saat kritis ketika manusia menyadari bahwa segala daya dan upaya terbatas, dan hanya Allah yang dapat memberikan pertolongan.

Dengan mengingat kalimat ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, seorang Muslim akan selalu merasa damai, tenang, dan kuat, karena ia sadar bahwa Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong. Wallahu a’lamu. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini