Rendahnya Literasi Keagamaam Bikin Perempuan Sering Didiskreditkan
UM Surabaya

Akibat sempit dan rendahnya literasi keagamaan tentang peran-peran penting yang dilakukan oleh kelompok perempuan, menjadikan masyarakat Islam masih memosisikan perempuan lebih rendah dari laki-laki.

Sikap menomorduakan perempuan dalam struktur masyarakat muslim Indonesia disebabkan karena, masyarakat muslim lebih populer mengetahui hadis-hadis misoginis ketimbang hadis-hadis yang menyebutkan tentang peran penting perempuan dalam Dunia Islam.

Dari hadis-hadis yang mereka himpun (dari kelompok-kelompok pengajian di Jabodetabek) yang banyak disampaikan terutama oleh para tokoh masyarakat dan tokoh agama adalah hadis-hadis yang mayoritas mendiskreditkan perempuan.

Dari temuan tersebut, tokoh agama dan masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab didiskreditkannya kelompok perempuan karena sering mengutip hadis yang mengatakan perempuan adalah penghuni neraka, perempuan akalnya lemah, perempuan sumber fitnah dan seterusnya.

Data tersebut didapatkan Atiyatul Ulya dari penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bimbingannya.

Namun demikian, masih ada tokoh agama dan masyarakat yang menyampaikan hadis tentang peran perempuan, tapi amat sedikit yang demikian.

Ini menjadi sangat ironis ketika kemudian kita melihat kembali pada sejarah Aisyiyah yang sudah pada 1917, yang justru di situ baik secara ide maupun secara praktek betul-betul menunjukkan betapa Islam sangat meninggikan dan menghargai perempuan sama juga dengan kaum laki-laki.

Pemuliaan yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah juga bersumber pada Alquran dan Hadis Nabi Muhammad.

Kerangka berpikir dan sudut pandangan yang dimiliki Kiai Ahmad Dahlan dan Nyai Siti Walidah tersebut menyetarakan posisi laki-laki dan perempuan dalam peran.

Pada tataran ide dan gagasan semua sepakat antara laki-laki dan perempuan itu setara. Akan tetapi pada tataran implementasi, sering kali terjadi jarak antara teori dan praktik tidak sesuai.

Oleh karena itu, pada Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah di Surakarta dirumuskan Risalah Perempuan Islam Berkemajuan.

Perumusan risalah ini memiliki tiga alasan spirit Aisyiyah yang didasari nilai-nilai Agama Islam, kiprah dakwah Aisyiyah selama satu abad lebih di berbagai bidang, dan dokumen dan pandangan ideologi persyarikatan. (*)

(Disarikan dari ceramah Dr Atiyatul Ulya di acara Pengajian Ramadan 1444 H PP Muhammadiyah di Uhamka, Jakarta, 1 Maret 2023 dan dirilis muhammadiyah.or.id)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini