Maqashid Syariah Perspektif Imam Al-Ghazali
UM Surabaya

*) Oleh: Imron Nur Annas, M.H,
Anggota Majelis Tabligh PDM Nganjuk, Pengajar Ponpes Ar-Raudlotul Ilmiyah Kertosono

Al-Ghazali membagi maqasid al-syariah menjadi dua, maqasid yang terkait dengan agama dan maqasid yang berhubungan dengan duniawi.

Kewajiban menegakkan salat dalam QS. Al-Angkabut: 45 adalah contoh maqasid yang terkait dengan urusan agama.

Sedangkan kewajiban qhisash dalam QS. Al-Baqarah: 179 dan khamr dalam QS. Al-Ma’idah: 91 adalah contoh maqasid yang terkait dengan urusan duniawi.

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah kitab (Alquran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Angkabut: 45)

وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 179)

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu”. (QS. Al-Ma’idah: 91)

Kendati demikian pembagian maqasid al-syariah antara al-dini dan al-dunyawi masih terjadi persilangan, seperti perintah salat di satu sisi adalah al-dini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini