Hidup Bukan Tujuan, tapi Perjalanan
foto: ist
UM Surabaya

*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Waktu sedang jaya kita merasa banyak teman di sekeliling kita, saat sedang berkuasa kita percaya diri melakukan apa saja.

Saat sedang tidak berdaya barulah kita sadar siapa saja sahabat sejati yang ada. Saat sedang jatuh kita baru sadar selama ini siapa saja teman yang memperalat dan memanfaatkan kita.

Waktu sedang sakit kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, lebih dari harta.

Manakala miskin kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi dan saling membantu.

Memasuki usia tua kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Saat di ambang kematian kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Hidup tidak lama, sudah saatnya kita membuat hidup lebih berharga dan bermakna.

Saling menghargai…
Saling membantu…
Saling memberi…
Saling mendukung, dan saling mencintai.

Jadilah teman setia tanpa syarat, tunjukkanlah bahwa kita masih mempunyai hati nurani yang tulus karena apa yang ditabur itulah yang akan dituai.

Allah tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar.

Tapi ketahuilah bahwa Allah selalu memberi pelangi di setiap badai.

Memberi senyum di setiap air mata,
memberi kasih sayang dan berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap doa.

Jangan pernah menyerah, teruslah berjuang,

Life is so beautiful and colourful.

Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan sebuah perjalanan.

Sahabatku, Indahnya hidup bukan karena banyak orang mengenal kita, namun berapa banyak orang yang bahagia karena kita.

Jangan pernah menjadi “gunting” karena gunting bisa memotong sesuatu menjadi terpisah, jadilah “jarum”, meskipun tajam tetapi bisa menyatukan apa yang terpisah. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini