Setiap manusia akan menua. Rambut memutih, tenaga melemah, dan ingatan perlahan memudar. Namun, ada satu hal yang menakjubkan bagi mereka yang sejak muda membiasakan diri berdoa dan berdzikir, ingatan kepada Allah tetap hidup hingga usia senja. Lidah mereka mungkin gemetar, tapi dzikir tetap mengalir lembut dari hati yang penuh iman.
Kebiasaan Baik yang Menjadi Karakter
Doa dan dzikir yang dilakukan setiap hari bukan sekadar rutinitas ibadah, tetapi latihan hati. Saat seseorang terbiasa mengingat Allah dan melibatkan Allah dalam setiap keadaan, bahagia maupun sedih maka dzikir menjadi bagian dari penentram jiwanya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ مِنْ عَمَلٍ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Tidak ada satu amalan pun yang dilakukan oleh anak Adam, yang lebih bisa menyelamatkannya dari adzab Allah selain dzikir kepada Allah.”
Kebiasaan ini membuat hati hidup, tenang dan menyelamatkan dari azab Allah. Bahkan ketika usia menua, ingatan mungkin memudar, tapi hati yang terbiasa berdzikir tidak pernah lupa kepada Tuhannya.
Dzikir dan Doa yang Menjadi Cahaya di Usia Senja
Dzikir bukan hanya ucapan di bibir, tapi getaran yang menenangkan jiwa. Orang yang selalu mengucap Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, La ilaha illallah akan memiliki hati yang damai. Ketika usia bertambah, kebiasaan ini menjadi sumber kekuatan batin. Bahkan ada kisah nyata, orang tua yang sudah pikun masih bisa melafalkan doa keselamatan dunia akhirat dan kalimat tasbih dengan suara terbata bata padahal mengingat nama anak anaknya susah. Iitulah berkah dari kebiasaan dzikir dan doa.
Allah SWT berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ٢
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
3. Doa dan Zikir Jembatan yang Menjaga Hubungan dengan Allah
Doa adalah bentuk komunikasi langsung antara hamba dan Penciptanya. Jika setiap hari kita berdoa, meminta dan bersyukur kepada Allah, maka hati akan terlatih untuk selalu bergantung pada-Nya. Kebiasaan inilah yang menjaga kita tetap dekat dengan Allah, bahkan saat daya pikir menurun. Di usia tua, dzikir dan doa menjadi teman terbaik penenang di kesepian dan sumber semangat di masa lemah.
4. Latih Sejak Sekarang
Kekuatan doa dan dzikir di usia tua tidak muncul tiba-tiba, tetapi hasil dari kebiasaan yang dibangun sejak muda. Mulailah dengan hal-hal sederhana:
• Berdzikir setelah salat fardhu
• Membaca doa pagi dan petang
• Mengingat Allah saat bekerja atau beristirahat
• Menutup hari dengan istighfar dan shalawat
Konsistensi inilah yang kelak menjadi bekal spiritual saat tubuh tak lagi kuat dan ingatan mulai pudar. Kebiasaan doa dan dzikir setiap hari adalah investasi hati yang tidak akan pernah rugi. Saat semua memori dunia mulai hilang, hanya satu nama yang tetap diingat nama Allah.
Semoga kita semua termasuk hamba yang istiqamah mengingat Allah sejak muda hingga akhir hayat.
Namun, ada satu hal yang menakjubkan bagi mereka yang sejak muda membiasakan diri berdoa dan berdzikir, ingatan kepada Allah tetap hidup hingga usia senja. (*)
