Mengapa Nasihat Harus Selalu Diulang

Mengapa Nasihat Harus Selalu Diulang
*) Oleh : Chandra Aditya
Anggota Majelis Tabligh PDM Kota Kediri
www.majelistabligh.id -

‎Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar nasihat yang sama diulang-ulang. Entah dari orang tua, guru, ustaz, ataupun para ulama. Terkadang muncul sebuah pertanyaan, “Mengapa nasihat harus diulangi terus, padahal sudah pernah disampaikan?”.

Kalau kita melihat dengan pandangan Islam, tentunya pengulangan nasihat itu justru memiliki hikmah dan nilai yang sangat besar. ‎Kita sebagai manusia pada dasarnya adalah makhluk yang mudah lupa. Oleh karena itulah, manusia sangat membutuhkan pengingat. Allah sudah menegaskan dalam Al-Qur’an:

‎“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”
‎(QS. Adz-Dzariyat: 55)

‎‎Ayat ini menunjukkan bahwa nasihat yang diulang-ulang bukanlah hal yang sia-sia, melainkan sarana agar hati yang lalai kembali sadar.

‎Nasihat juga ibarat obat hati. Sebagaimana tubuh membutuhkan makanan setiap hari agar kuat, hati pun juga memerlukan makanan iman secara terus-menerus agar tetap hidup. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam sering mengulang-ulang nasihat penting kepada para sahabatnya, terutama tentang pentingnya salat, memiliki akhlak yang baik, serta menjaga lisan. Hal ini dilakukan karena hati manusia bisa mengeras, dan hanya dengan pengingat yang terus diberikan hati dapat menjadi lembut kembali.

‎Selain itu, ilmu dan pesan nasihat kebaikan yang hanya didengar sekali mudah hilang begitu saja. Dengan pengulangan, nasihat akan lebih kuat tertanam di dalam jiwa. Bahkan Al-Qur’an pun berulang kali menceritakan kisah para nabi dan mengingatkan kita tentang kebesaran Allah serta hari kiamat. Semua itu memiliki hikmah yang besar, yaitu agar manusia semakin ingat, semakin paham, dan semakin siap dalam menghadapi kehidupan.

‎Nasihat yang terus kali diulang, disampaikan, bukan berarti hanya untuk orang lain saja, tetapi juga untuk diri kita sendiri. Setiap kali mendengar nasihat, sesungguhnya itu adalah cermin bagi hati kita, agar kembali muhasabah. Bahkan seorang ustaz atau ulama, ketika menyampaikan nasihat, sebenarnya sedang menasihati dirinya terlebih dahulu.

‎Pengulangan nasihat juga merupakan wujud kasih sayang. Orang tua yang tak pernah lelah mengingatkan anaknya untuk salat, guru yang terus selalu mengingatkan pentingnya kejujuran, atau ulama yang berkali-kali menyeru umat agar bertakwa semuanya itu adalah tanda perhatian, kepedulian serta kasih sayang. Karena sekali saja manusia lalai, ia bisa terjerumus dalam dosa yang besar.

‎Lebih dari itu, setiap zaman ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Kita juga perlu mengingat bahwa akan selalu ada generasi penerus kedepan yang hadir, maka nasihat harus terus diulang agar mereka pun mendapatkan bimbingan. Apa yang kita dengar hari ini bisa menjadi bekal penting bagi anak-anak kita di masa depan. Dengan demikian, nasihat tidak akan pernah hilang, justru selalu relevan dari waktu ke waktu.

Belum tentu pula semua orang di sekitar kita sudah memahami agama. Ada yang baru belajar, ada yang masih lalai, bahkan ada yang sama sekali belum mengenalnya dengan baik. Oleh karena itu dengan terus menyampaikan nasihat, yang belum tahu akan menjadi tahu, yang lupa bisa diingatkan, dan yang sudah paham akan semakin kuat dalam keyakinannya.

‎Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam sudah mengingatkan kita bahwa: ‎ “agama adalah nasihat”. (HR. Muslim)

‎Tentunya ini mengisyaratkan bahwa nasihat adalah inti dari agama, sehingga memang harus disampaikan terus-menerus.

‎Saudaraku, mengulang-ulang nasihat bukanlah tanda kebosanan, melainkan tanda kasih sayang. Sebagaimana Al-Qur’an berulang kali mengingatkan kita tentang tauhid, sabar, syukur, dan takwa, demikian pula nasihat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Nasihat adalah cahaya penuntun, pengingat yang akan menyelamatkan, dan pengulangan adalah bukti cinta dan kasih sayang. Setiap zaman akan berganti, setiap generasi akan lahir, dan tidak semua orang memahami agama dengan baik. Maka selama itu pula, nasihat harus terus disampaikan, agar manusia selalu berada di jalan kebenaran. (*)

Tinggalkan Balasan

Search