“People want to success in their life, but when they hear the Adhan, “Hayya ‘ala aI-falah” (come tosuccess), they ignore it”
“(Semua orang ingin meraih sukses dalam hidupnya, tapi ketika mendengar seruan azan “Hayya ‘ala aI-falah” (mari menuju kemenangan dan kesuksesan), mereka mengabaikannya begitu saja)”
Alunan azan yang berkumandang dari masjid bukan sekadar panggilan untuk salat. Ia adalah penggerak jiwa bagi orang-orang beriman, yang membuat mereka menunda segala kesibukan duniawi untuk bergegas ke masjid. Suara azan menunjukkan adanya denyut kehidupan di tempat ibadah tersebut, sebuah tanda bahwa masjid tidak pernah sepi dari kegiatan ibadah dan jemaah yang berdatangan.
Masjid yang senyap tanpa azan bagaikan bangunan tak berpenghuni, tanpa makna dan dinamika. Oleh karena itu, mengumandangkan azan pada setiap waktu salat adalah esensial untuk menjaga denyut kehidupan beragama. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT yang berbunyi,
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya:
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs.At-Taubah:18)
Selain itu, Dalam hadis Nabi, Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
Artinya:
“Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafa’atku.” (HR. Muslim No. 384).
Hadis ini menegaskan pentingnya azan sebagai panggilan suci yang diikuti dengan respons dan doa.
Jadi suara azan merupakan nyawa dari sebuah masjid. Ia bukan hanya penanda waktu salat, melainkan juga penggerak semangat keimanan dan simbol vitalitas kegiatan keagamaan. Dengan mengumandangkan azan, kita memakmurkan masjid dan menguatkan ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.
Semoga bermanfaat. (*)
