Reuni Keluarga di Surga
foto: tameerefikr

Setiap orang pasti punya keluarga, karena nggak mungkin hadir di dunia ini tanpa bapak dan ibu, kecuali Nabi Adam alaihissalam diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu.

Sementara Hawa diciptakan dari bagian Nabi Adam alaihissalam, dan Nabi Isa alaihissalam diciptakan melalui ibu tanpa bapak. Kita semuanya lahir karena bapak dan ibu.

Keluarga itu terdiri dari bapak dan ibu ke atas; kakek-nenek dst. Ke bawah; anak-cucu, dan seterusnya. Ke samping; paman, tante dst. Ke atas disebut ushul, ke bawah disebut furu’ dan ke samping disebut hawasyi.

Nah, keluarga itu ada tiga:

Keluarga pertama yang terbangun di atas fondasi dua kalimat syahadat yang melahirkan iman dan amal saleh. Ini keluarga yang sejahtera dunia dan akhirat tidak merugi,

وَالْعَصْرِ (1) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ (2) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr, 103: 1-3).

Diawali dengan suami istri yang saleh dan salihah dilanjutkan dengan keturunan yang baik,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur, 52: 21).

Adapun keluarga kedua dibangun di atas kekafiran seperti yang ditunjukkan oleh pasangan Abu Lahab,

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّ (1) مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَ (2) سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3) وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4) فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ (5)

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” (QS. Al-Lahab, 111: 1-5).