Menjaga Hati dengan Penuh Kewaspadaan
foto: pewresearch

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Hati adalah pengendali diri. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga dan merawat hati sepenuh hati dari kerusakan wajib dilakukan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan perusak hati ada lima perkara:

– Bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk)
– Angan-angan kosong,
– Bergantung kepada selain Allah,
– Kekenyangan
– Banyak tidur.

Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif.

Dalam tataran riil, kita sering menyaksikan orang yang hancur kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya output semacam ini, karena motivasi bergaulnya untuk dunia.

Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan.

Allah SWT berfirman :

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur”an ketika Al-Qur”an itu telah datang kepadaku.” (QS. Al-Furqan: 27-29)

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

“Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu paray penolong.” (QS. Al-Ankabut : 25)

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini.

Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat.

Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan.

Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan rida Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Artinya, kita harus menjaga hati kita dengan penuh kewaspadaan, karena hati adalah sumber kehidupan.

Oleh karena itu, kita perlu terus mewaspadai pikiran, perasaan, dan tindakan kita. Saat pikiran negatif muncul, kita perlu mengubahnya menjadi positif.

Saat emosi negatif datang, kita perlu mengelolanya dengan bijaksana. Saat godaan datang, kita perlu mencari kekuatan dalam hati kita untuk menghindarinya.

Insya Allah bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini