Rasa Aman dan Dua Nikmat yang Sering Dilalaikan
foto: rahyafteha

Terdapat dua nikmat yang sering dilalaikan, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari no. 6412)

Akan tetapi, nikmat yang paling nikmat adalah adanya rasa aman.

Oleh karena itu, Allah menyebutkan bahwa ujian yang disebutkan pertama kali adalah ujian rasa takut.

Sebagaimana yang di sebutkan dalam firman Allah Ta’ala:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit [1] ketakutan, [2] kelaparan, [4] kekurangan harta, [5] jiwa, dan buah-buahan.” (QS. Al-Baqarah (2): 155)

Rasa aman lebih baik dari nikmat sehat dan waktu luang.

Ar-Razi rahimahullah berkata:

سئل بعض العلماء: الأمن أفضل أم الصحة؟ فقال: الأمن أفضل، والدليل عليه أن شاة لو انكسرت رجلها فإنها تصح بعد زمان ولو أنها ربطت في موضع وربط بالقرب منها ذئب فإنها تمسك عن العلف ولا تتناوله إلى أن تموت، وذلك يدل على أن الضرر الحاصل من الخوف أشد من الضرر الحاصل من ألم الجَسَد”

“Sebagian ulama di tanya, apakah rasa aman lebih baik dari kesehatan…? Maka jawabannya rasa aman labih baik. Dalilnya adalah seandainya kambing kakinya patah maka akan sembuh beberapa waktu lagi… kemudian seandainya kambing di ikat pada suatu tempat dekat dengan serigala, maka ia tidak akan makan sampai mati. Hal ini menunjukkah bahwa bahaya yang akibat rasa takut lebih besar dari pada rasa sakit di badan.” [Tafsir al-Kabir 19/107]

Ketika tiga nikmat berkumpul pada seseorang maka seolah telah mendapatkan kenikmatan yang sempurna, seolah telah menggenggam dunia. Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan [1] sehat badannya,[2] aman pada keluarganya, dia [3]memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” [HR. Ibnu Majah, no: 4141, di hasankan oleh Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir no. 5918]. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini