Hati yang Selalu Merasa Cukup
foto: stocksy

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Manusia itu kadang membingungkan. Mengorbankan kesehatannya demi menghasilkan uang. Kemudian mengorbankan uang untuk memulihkan kesehatannya.

Dan kemudian begitu cemas mengenai masa depan sehingga tidak bisa menikmati masa kini. Akibatnya tidak hidup di masa sekarang atau masa depan.

Hidup seolah-olah tidak akan pernah mati, dan kemudian mati tanpa pernah menikmati apa itu hidup.

Bersyukurlah apa yang selama ini kita dapati dan nikmati. Karena kita tidak akan tahu, apa yang akan terjadi hari esok.

Ketika lahir dua tangan kita kosong: Ketika meninggal pun tangan kita juga kosong. Waktu datang dan pergi kita tidak membawa apa apa

Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan. Jangan pula minder karena miskin. Kaya belum tentu mulia. Miskin belum tentu hina. Kaya belum tentu bahagia, dan miskin belum tentu menderita.

Bukankah kita semua hanyalah tamu di dunia ini dan semua milik kita hanyalah pinjaman: Tetaplah rendah hati seberapapun tinggi kedudukan kita. Tetaplah percaya diri seberapa pun kekurangan kita.

Karena kita hadir dan kembali tidak membawa apa apa. Hanya pahala kebajikan untuk membuka jalan surga atau dosa kejahatan yang akan menjerumuskan ke neraka. Datang kita menangis, pergi juga ditemani oleh tangisan.

Maka dari itu tetaplah bersyukur dalam segala keadaan apa pun. Hiduplah di saat yang benar benar ada dan nyata untuk kita, yaitu saat ini. Bukan dari bayang bayang masa lalu maupun mencemaskan masa mendatang yang belum lagi tiba.

Pemenang Kehidupan adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas dan tetap manis di tempat yang sangat pahit dan yang tetap rendah hati meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.

Hiduplah dengan sederhana dan tetap bahagia. Karena Kita punya hak bahagia dengan cara kita masing-masing.

Allah Ta’ala berfirman:

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Ath Taghabun: 11)

Inti dari semua ini adalah, letak kebahagiaan bukanlah dengan memiliki istana yang megah, mobil yang mewah, harta yang melimpah. Namun letak kebahagiaan adalah di dalam hati masing-masing.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia), namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.”
(HR. Bukhari Muslim)

Insya Allah bisa menjadi pengingat dan penguat keimanan kita. Aamiin yaa rabbal Allamin. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini