Muballigh dan Mubalighah Muhammadiyah harus selalu dekat dengan umat. Mereka juga harus mau memikirkan nasib umatnya.
Penegasan tersebut disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr. Sholihin Fanani saat memberi sambutan dalam acara Sekolah Mubaligh dan Mubalighah Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banyuwangi Angkatan I 2024 di Aula SMK Muhammadiyah 2 Genteng, Banyuwangi Ahad (5/5/2024).
“Mubaligh dan Mubalighah Muhammadiyah punya tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Sholihin lalu menjelaskan, Mubaligh dan Mubalighah Muhammadiyah harus memiliki beberapa karakter.
Yakni, sebagai ulama (menguasai ilmu agama), zuamma (memiliki jiwa sebagai pemimpin), aulia (orang yang dekat dengan Allah), anbia (memiliki karakter sebagai Rasulullah yaitu shidiq, amanah, tabligh dan fathanah), dan aghnia (orang yang suka memberi)
Dia juga menjelaskan beberapa hal yang harus dihindari sebagai Mubaligh dan Mubalighah Muhammadiyah.
“Jangan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Berhati-hati dalam berbicara atau berpikir sebelum berbicara. Jangan merasa sudah pandai sehingga malas belajar. Jangan berharap pujian dari manusia atau berharap ridho Allah SWT,” ujar Sholihin.
Dalam acara itu, Sholihin memberi apresiasi positif atas terselenggaranya kegiatan wisuda Mubaligh dan Mubalighah Muhammadiyah Banyuwangi.
“Ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan strategis untuk pengembangan Muhammadiyah di Kabupaten Banyuwangi, khususnya dan Jawa Timur,” ujar dia.
Untuk diketahui, Sekolah Mubaligh dan Mubaligah Muhammadiyah Banyuwangi diikuti 71 orang. Sebanyak 63 dari 71 peserta dinyatakan lulus.
“Dengan mengucapkan alhamdulillahirabbil alamin, maka 63 orang dinyatakan lulus,” ujar Ustaz Agung membacakan SK Kelulusan.