Islam dan dan Stigma Terpinggirkan
foto: garry oleary

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Islam sering didengungkan sebagai agama mulia dan akan membawa kemuliaan bagi pemeluknya. Namun dalam realitas global, umat Islam sering dalam situasi kalah dan terpinggirkan.

Kalau merujuk pada Al-Qur’an bahwa umat Islam akan mulia ketika memegang teguh keimanan, bukan sekedar bangga dengan keislamannya.

Al-Qur’an pun memastikan bahwa keunggulan dan kemenangan hakiki akan diraih orang-orang yang beriman, bukan orang yang secara verbal menyatakan dirinya sebagai muslim.

Ketika keimanan menjadi identitas yang kuat, maka hal itu akan menggerakkan dirinya teguh menjalankan nilai-nilai kebenaran.

Berdasarkan hal itu, stigma terpinggirnya umat Islam karena kosongnya keimanan, sehingga banyak umat Islam melakukan pelanggaran etika-moral.

Pentingnya Keimanan

Umat Islam melahirkan peradaban besar karena keimanan bukan karena pengakuan beridentitas Islam.

Artinya, Islam menjadi agama besar karena kekokohan iman yang terhunjam ke dalam dada-dada kaum muslimin, dan teraplikasi dalam kehidupan sosial.

Sebaliknya, Islam akan terpuruk dan mengalami kehinaan ketika umat Islam hanya membanggakan diri dengan identitas keislamannya tanpa mengaplikasi dalam kehidupan.

Al-Qur’an telah memberi pelajaran bahwa orang-orang Badui sangat bangga dengan keislamannya. Mereka merasa dengan keislamannya, telah memberi kontribusi pada Islam.

Namun Allah menegur bahwa mereka baru berislam, belum beriman. Keislaman memang dari sisi fisik dan lahiriah, tetapi tidak banyak berbuat lebih banyak dan memberi manfaat yang luas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini