UM Surabaya

Umar terus mendesak, “Dia tak tahu apa yang kita lakukan.” Si penggembala menjawab, “Majikanku memang tidak mengetahuinya, tetapi bukankah Allah Maha Mengetahui apa pun yang aku dan engkau perbuat?”

Orang yang merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan akan terdorong untuk mencintai-Nya dengan tulus dan terus menerus berusaha mendekatkan diri kepada-Nya.

Ia juga akan senantiasa mencintai sesama dan seluruh makhluk-Nya karena semua itu sejatinya adalah milik dan ciptaan-Nya yang harus dijaga, dikasihi, disayangi, bukan dibenci, dizalimi, dan diperlakukan buruk.

Orang mukmin sejati akan selalu merasakan kehadiran-Nya karena dia menyadari keberadaan-Nya. Ini membuat dirinya akan selalu berada di jalan yang benar.

Hidupnya juga akan bahagia karena yakin Allah pasti akan menyertainya, membimbingnya kepada kebaikan dan menjauhkannya dari keburukan, kesengsaraan, dan penderitaan hidup.

Tanpa bimbingan Allah, manusia akan melenceng dan jauh dari jalan kebaikan serta dikuasai oleh hawa nafsu yang menjatuhkannya ke jurang keburukan. Ini tidak akan terjadi pada orang yang merasakan kehadiran-Nya.

Bila kita bijak mungkin kita akan menyadari betapa banyak potensi kita untuk mengenal dan mencintai Allah SWT, namun kita belum optimalkan.

Penyebabnya tentu beragam, bisa jadi karena kita terlarut dalam rutinitas duniawi. Aktivas yang padat demi meraih duniawi lebih diutamakan sehingga hati menjadi kotor, padahal hati merupakan aset paling berharga bagi setiap manusia dalam mengenal dan menjalin hubungan dengan Allah swt.

Bila kita tidak hati-hati, banyak sekali kotoran yang akan melekat pada dindingnya yang fitrahnya bening dan jernih itu. Penyebabnya pun macam-macam seperti: riya, sombong, meremehkan orang lain, bangga diri, hasud, dengki, buruk sangka, marah, dan lain sebagainya. Untuk menjaga hati tetap jernih, kita harus membersihkannya dengan tiga hal, yakni:

Pertama, latihan kejiwaan. Aspek ini yang diatur dalam konsep maqam (kedudukan). Ada maqam taubat, sabar, tawakal, rida, qanaah, syukur, dan mahabbah.

Kedua, latihan konsistensi (istikamah) dalam beribadah. termasuk di dalamnya memperbanyak membaca wirid-wirid dan dzikrullah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini