Penguatan Empat Pilar Bagi Kader Penerus
Ilustrasi foto: themwl.org
UM Surabaya

Kader adalah seseorang yang diharapkan mampu sebagai penerus suatu gagasan yang berisi tentang visi dan misi dari sebuah keluarga, organisasi, dan atau bahkan suatu partai politik.

Supaya tercapai tujuan dari visi dan misi tersebut, maka dibutuhkan seorang kader yang kuat dari sisi visionernya dalam melaksanakan tugas-tugas kerjanya secara baik dan berkesinambungan.

Hal ini sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam Qs.An Nisa (4) ayat 9:

وَلۡيَخۡشَ الَّذِيۡنَ لَوۡ تَرَكُوۡا مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوۡا عَلَيۡهِمۡ ۖفَلۡيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلۡيَقُوۡلُوا قَوۡلًا سَدِيۡدًا‏

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”

Konteks ayat di atas sesungguhnya berbicara tentang hak anak yatim piatu. Namun sesungguhnya pesan yang tersirat dari ayat tersebut adalah betapa pentingnya para orang tua untuk mempersiapkan sedini mungkin bagi putra-putrinya.

Mempersiapkan agar mereka tumbuh kuat dalam usaha melanjutkan estafet perjuangan yang telah dibuat oleh orang tua dalam hal harapan, keinginan dan cita-cita yang telah disepakati bersama.

Dengan begitu akan lahir kader-kader yang kuat, tidak lemah dalam menghadapi kompetisi global di era teknologi digital saat ini.

Dan untuk mewujudkan kader-kader yang kuat baik kuat secara jasmani dan rohani, maka dibutuhkan empat pilar yang seharusnya bisa dilakukan oleh orang tua:

1. Penguatan keimanan terhadap syariat Islam. Dalam hal ini orang tua juga dituntut secara aktif mengajak serta putra-putrinya dalam berbagai kegiatan kajian-kajian keislaman.

Di samping juga ditanamkan perasaan cinta terhadap masjid. karena,
dengan itu orang tua diharapkan bisa menjadi figur yang baik bagi putra-putrinya kelak.

2. Penguatan ilmu. Dalam hal ini para orang tua sudah sepatutnya memilihkan dan memasukkan ke lembaga-lembaga pendidikan yang disesuaikan dengan bakat atau skill yang dimiliki.

Ini agar mereka nanti mampu mengeksplorasi secara profesional skill atau bakat yang dimilikinya.

3. Penguatan ekonomi. Yaitu mendidik putra-putri kita untuk senang berwirausaha di bidang jasa maupun perdagangan. Harapannya nanti mereka bisa membuka lapangan kerja (job creator).

4. Penguatan di bidang leadership/kepemimpinan. Betapa penting sekarang para orang tua memberi arahan putra-putrinya sebagai kader penerus agar mau aktif ke dalam komunitas-komunitas syar’i.

Harapannya agar putra-putri kita setidaknya mampu mengatur waktu-waktunya, atau bersikap disiplin atas agenda kegiatan yang mereka jalankan untuk mendapatkan nilai tambah yang positif bagi dirinya dan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Penguatan empat pilar di atas tersebut terangkum dalam sabda Nabi sholallaahu ‘alaihi wa salam:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ مِنَ الْمُؤْمِن الضَّعِيْفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ
إِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللّٰهِ وَلَا تَعْجَزْ (رواه مسلم عن أبى هريرة)

“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing-masing itu ada kebaikannya.

Bersemangatlah kamu dalam mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu.
Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu semua merasa tidak berdaya.” (HR.Muslim )

Wallaahu ‘Alamu Bishshowab. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini