*)Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“Gratitude will add up to a few favors, and will multiply over a lot.”
“(Rasa syukur akan menambahkan nikmat yang sedikit, dan akan melipatgandakan sesuatu yang banyak)”
Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan terbaik bagi kita dalam hal bersyukur. Beliau merupakan salah satu manusia yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT, namun jaminan tersebut justru tidak membuat Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersantai-santai dalam beribadah, namun nabi tetap istikamah melaksanakan salat hingga kakinya bengkak.
Dari Aisyah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ ، فَقُلْتُ لَهُ : لِمَ تَصْنَعُ هَذَا ، يَا رَسُولَ الله ، وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأخَّرَ ؟ قَالَ : (( أفَلاَ أكُونُ عَبْداً شَكُوراً! )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Artinya:
“Rasulullah Saw biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR.Bukhari, No. 4837 dan Muslim No. 2820)
Rasulullah Saw telah mencontohkan kepada umatnya dan menganjurkan umatnya untuk mensyukuri nikmat-Nya. Sebagai seorang mukmin yang baik, kita diwajibkan untuk senantiasa beribadah dan bersyukur kepada Allâh Swt.
Selain dari Hadis di atas, ada beberapa hadis yang menjelaskan tentang kewajiban kita untuk bersyukur, diantaranya Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
Artinya:
“Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allâh Swt yang telah dianugerahkan kepada kalian.”(HR.Bukhari No. 6490)
Dalam hadits lain Riwayat Bukhari, Dari Jabir bin Abdillah Al Anshary, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بَمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
Artinya:
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki, seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, No. 215)
Makna hadis di atas adalah ada dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allâh Swt sebagai orang yang bersyukur atau ingkar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allâh Swt bahwa dia masih diberi kelebihan.
Maka dari itu, marilah kita ingat kembali nikmat-nikmat Allâh Swt yang dikaruniakan kepada kita semua. Nantinya kita akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mensyukuri nikmat-nikmat Allâh Swt dan jangan mengkufurinya.
Semoga bermanfaat.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News