Mengejar Harta, Berebut Tahta, dan Membanggakan Diri
Farid Firmansyah. foto: dok/pri

*) Oleh: Farid Firmansyah, M.Psi,
Anggota Majelis Tabligh PWM Jatim

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ لٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَا لَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗ هُوَ اَنْشَاَ كُمْ مِّنَ الْاَ رْضِ وَا سْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَا سْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْۤا اِلَيْهِ ۗ اِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

“Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”(QS. Hud 11: Ayat 61)

Perilaku manusia telah menjadi pusat perhatian sepanjang sejarah peradaban. Dari zaman kuno hingga masa kini, serta memandang ke masa depan.

Manusia terus menunjukkan pola yang menonjol: mengejar harta, berebut tahta, dan saling membanggakan diri. Prinsip-prinsip ini telah membentuk pola perilaku yang konsisten sepanjang waktu.

Pada masa dahulu, manusia hidup dalam masyarakat primitif yang dipengaruhi oleh kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan keamanan.

Di tengah kekakuan sumber daya, perlombaan untuk memperoleh harta seperti tanah, hewan, dan sumber daya alam lainnya menjadi kunci untuk kelangsungan hidup.

Selain itu, ketika manusia mulai membentuk struktur sosial yang lebih kompleks, persaingan untuk mendapatkan kedudukan dan kekuasaan di antara individu-individu terjadi secara alami.

Masa kini membawa tantangan yang berbeda dengan kemajuan teknologi dan globalisasi. Meskipun manusia telah mencapai kemakmuran materi yang belum pernah terjadi sebelumnya, keinginan untuk mengejar kekayaan tetap menjadi pendorong utama.

Kompetisi dalam bidang bisnis, politik, dan kehidupan sosial terus berlangsung, dengan individu-individu yang berjuang untuk mencapai keunggulan dan mendapatkan pengakuan.

Melangkah ke masa depan, tren perilaku manusia yang serupa diperkirakan akan terus berlanjut.

Dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat dan globalisasi yang terus berkembang, persaingan untuk sumber daya dan pengakuan akan semakin intens.

Namun, di tengah tantangan ini, ada juga potensi untuk perubahan positif. Masyarakat dapat bergerak menuju nilai-nilai yang lebih inklusif dan berkelanjutan, di mana keberagaman dihargai dan keadilan sosial menjadi fokus utama.

Secara keseluruhan, prinsip-prinsip manusia untuk mengejar harta, berebut tahta, dan saling membanggakan diri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah manusia.

Meskipun konteksnya berubah dari masa ke masa, inti dari perilaku ini tetap relevan. Tantangannya bagi manusia adalah bagaimana mengarahkan dorongan ini menuju arah yang lebih baik, yang tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga masyarakat dan kehidupan secara keseluruhan. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News