Puncak pelaksanaan ibadah haji 2025 telah usai, namun perjuangan jemaah Indonesia belum sepenuhnya selesai. Baik yang masih berada di Tanah Suci maupun yang telah kembali ke Tanah Air, seluruh jemaah diimbau untuk terus menjaga kondisi kesehatan.
Cuaca ekstrem di Makkah dan Madinah, ditambah intensitas ibadah yang tinggi, menjadi faktor risiko gangguan kesehatan, terutama bagi lansia dan jemaah dengan penyakit penyerta (komorbid).
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. M. Imran, mengingatkan jemaah untuk waspada terhadap gejala awal penyakit.
“Jika dalam 14 hari setelah tiba di Indonesia muncul keluhan seperti demam, batuk, atau sesak napas, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat dan sampaikan riwayat perjalanan hajinya,” ujar dr. Imran dalam konferensi pers di Makkah, Minggu (15/6/2025).
Cuaca Ekstrem Jadi Tantangan
Arab Saudi saat ini tengah memasuki puncak musim panas. Suhu di Madinah mencapai 47°C dan Makkah 45°C, dengan kelembapan udara sangat rendah. Kondisi ini dapat memperparah kelelahan fisik dan dehidrasi.
“Jemaah disarankan untuk tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunnah secara berlebihan seperti umrah berkali-kali atau mengejar kesempurnaan arbain,” kata dr. Imran.
Sebagai gantinya, ibadah ringan seperti zikir, tadarus, dan sedekah sangat dianjurkan, terutama bagi jemaah lansia.
Imbauan Kesehatan untuk Jemaah di Arab Saudi:
PPIH mengeluarkan sejumlah imbauan untuk menjaga kesehatan jemaah yang masih berada di Arab Saudi:
- Istirahat cukup di hotel dan hindari aktivitas berat
- Tidak keluar hotel pada pukul 10.00–16.00 WAS, kecuali mendesak.
- Gunakan pelindung diri saat ke luar, seperti payung, semprotan wajah, dan masker.
- Minum air secara rutin, jangan tunggu sampai haus.
- Lansia wajib didampingi dan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin minimal seminggu sekali.
“Bagi lansia dan yang memiliki komorbid, beribadah dari kamar hotel tetap bernilai besar. Syariat memperhitungkan niat dan kondisi fisik,” tambah dr. Imran.
Angka Kesehatan dan Kematian Lebih Terkendali
Hingga hari ke-44 pelaksanaan haji, tercatat 72.100 jemaah menerima layanan kesehatan. Kasus terbanyak adalah ISPA, hipertensi, dan diabetes dengan komplikasi. Sebanyak 238 orang dirawat inap di rumah sakit Arab Saudi karena penyakit seperti pneumonia dan jantung koroner.
Jumlah jemaah yang wafat tercatat 275 orang. Meskipun masih cukup tinggi, angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Penyebab utama kematian adalah penyakit jantung dan infeksi berat (sepsis).
Kepada jemaah yang telah kembali ke Indonesia, dr. Imran mengimbau agar tidak mengabaikan gejala sakit.
“Segera periksa jika merasa tidak enak badan, apalagi dengan gejala demam, batuk, atau sesak. Sampaikan bahwa Bapak/Ibu baru kembali dari ibadah haji agar dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai.”
Di akhir pernyataannya, dr. Imran menyampaikan doa bagi seluruh jemaah.
“Semoga semua tetap sehat dan ibadah hajinya membawa kemabruran, berkah, dan manfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa. Menuju Indonesia yang lebih beriman dan bertakwa,” ujarnya. (afifun nidlom)