Dimanakah Rumah Aman?

www.majelistabligh.id -

Oleh: M Mahmud
Ketua PRM Kandangsemangkon Paciran Lamongan

Seseorang berkata kepada Imam Al-Zauza’i Rahimahullah : “Aku ingin rumah tinggal di sebelah orang-orang yang tidak mengghibah atau menggunjing, tidak iri atau dengki, dan tidak membuat marah. Beliau membawaku ke kuburan dan berkata: “Di sini tempatnya”. (jami’ul ulum wal hikam 2/128)

Dalam Islam, rumah aman bukan hanya tempat berlindung secara fisik, tetapi juga harus menjadi tempat yang membawa ketenangan, keberkahan, dan perlindungan dan gangguan negatif bagi penghuninya. Berikut beberapa prinsip rumah aman menurut Islam:

1. Dibangun atas dasar ketakwaan – Rumah yang dihuni dengan niat ibadah dan penuh ketakwaan akan membawa keberkahan bagi penghuninya.

Konsep rumah yang dihuni dengan niat ibadah dan penuh ketakwaan memiliki dasar dalam Al-Qur’an. Salah satu ayat yang sering dikaitkan dengan keberkahan rumah adalah QS. An-Nahl: 80, yang menyebutkan bahwa Allah menjadikan rumah sebagai tempat tinggal yang memberikan ketenangan bagi manusia.
وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْۢ بُيُوْتِكُمْ سَكَنًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنْ جُلُوْدِ الْاَنْعَامِ بُيُوْتًا تَسْتَخِفُّوْنَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ اِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ اَصْوَافِهَا وَاَوْبَارِهَا وَاَشْعَارِهَآ اَثَاثًا وَّمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ
80. Allah menjadikan bagimu rumah sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu dari kulit binatang ternak (sebagai) rumah (kemah) yang kamu merasa ringan (membawa)-nya pada waktu kamu bepergian dan bermukim. (Dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing peralatan rumah tangga serta kesenangan sampai waktu (tertentu).

Selain itu, dalam QS. Al-Baqarah: 125, Allah memerintahkan agar rumah-Nya (Ka’bah) dijadikan tempat ibadah bagi orang-orang yang beriman, menunjukkan bahwa rumah yang digunakan untuk ibadah akan membawa keberkahan.
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ
وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
125. (Ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka‘bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) “Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim37) sebagai tempat salat.” (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)!”

37) Maqam Ibrahim adalah tempat beliau berdiri saat membangun Ka‘bah. Namun, ada juga yang memahaminya sebagai Masjidilharam secara umum, sebagaimana ada juga yang memahaminya sebagai tempat beliau pernah salat.

2. Dihiasi dengan dzikir dan bacaan Al-Qur’an – Rumah yang sering dikumandangkan ayat-ayat Al-Qur’an akan terasa lebih tenteram.

Konsep rumah yang tenteram karena sering dikumandangkan ayat-ayat Al-Qur’an memiliki dasar dalam beberapa ayat. Salah satunya adalah QS. An-Nur: 36, yang menyebutkan bahwa di rumah-rumah yang diizinkan Allah untuk ditinggikan dan disebutkan nama-Nya, akan ada orang-orang yang senantiasa bertasbih kepada-Nya pagi dan petang.
فِيْ بُيُوْتٍ اَذِنَ اللّٰهُ اَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهٗۙ يُسَبِّحُ لَهٗ فِيْهَا بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ ۙ
36. (Cahaya itu ada) di rumah-rumah yang telah Allah perintahkan untuk dimuliakan dan disebut di dalamnya nama-Nya. Di dalamnya senantiasa bertasbih kepada-Nya pada waktu pagi dan petang

Selain itu, dalam QS. Al-Isra: 9, disebutkan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang membawa manusia ke jalan yang paling lurus, sehingga rumah yang dipenuhi dengan bacaan Al-Qur’an akan mendapatkan ketenangan dan keberkahan.
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ
9. Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar

3. Menjaga kebersihan dan kesucian – Rasulullah SAW menekankan pentingnya kebersihan, termasuk membersihkan halaman rumah.

4. Tidak dihiasi secara berlebihan – Islam mengajarkan kesederhanaan dalam menghias rumah agar tidak terjebak dalam sikap berlebihan.

Islam memang mengajarkan kesederhanaan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menghias rumah. Salah satu ayat yang sering dikaitkan dengan prinsip ini adalah QS. Al-Isra: 27, yang menyebutkan bahwa pemborosan adalah sifat saudara setan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam dekorasi rumah.
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
27. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.

Selain itu, QS. Al-Furqan: 63 menggambarkan sifat hamba Allah yang berjalan di bumi dengan rendah hati, yang bisa diartikan sebagai sikap sederhana dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam cara mereka mengatur rumah.
وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا
63. Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.”

5. Memiliki tata ruang yang Islami – Seperti memisahkan tempat wudhu dari WC dan memisahkan kamar anak laki-laki dan perempuan.

6. Memiliki tetangga yang baik – Tetangga yang baik berkontribusi pada keamanan dan kenyamanan rumah.
Onsep berbuat baik kepada tetangga dijelaskan dalam QS. An-Nisa: 36, yang menyebutkan pentingnya berbuat baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, serta tetangga dekat dan tetangga jauh. Ayat ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan hubungan sosial yang harmonis, termasuk menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan sekitar.
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.

7. Menjadi tempat ibadah – Rumah yang digunakan untuk shalat sunnah dan ibadah lainnya akan lebih membawa ketenangan.
Konsep rumah yang digunakan untuk shalat sunnah dan ibadah lainnya memiliki dasar dalam QS. Yunus: 87, di mana Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk menjadikan rumah-rumah mereka sebagai tempat ibadah dan shalat. Ayat ini menunjukkan bahwa rumah yang digunakan untuk beribadah akan membawa keberkahan dan ketenangan bagi penghuninya.
وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰى وَاَخِيْهِ اَنْ تَبَوَّاٰ لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوْتًا وَّاجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قِبْلَةً وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ
87. Telah Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya (Harun), “Ambillah oleh kamu berdua beberapa rumah di Mesir untuk tempat tinggal kaummu, jadikanlah rumah-rumahmu itu kiblat (tempat ibadah), dan tegakkanlah salat. Gembirakanlah orang-orang mukmin.”

8. Tempat yang Bersih dan Suci – Kebersihan adalah bagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah itu suci dan menyukai kesucian, Dia Maha Bersih dan menyukai kebersihan.” (HR. Tirmidzi). (*)

 

Tinggalkan Balasan

Search