Hadiri Pernikahan Putra Ketua K3S SD/MI Muhammadiyah Surabaya, Munahar Berikan 4 Kiat Membangun Keluarga Sakinah

Hadiri Pernikahan Putra Ketua K3S SD/MI Muhammadiyah Surabaya, Munahar Berikan 4 Kiat Membangun Keluarga Sakinah
www.majelistabligh.id -

Atmosfer penuh kebahagiaan menyelimuti Masjid Ar-Rahmah Perak, Surabaya, pada Jumat (5/9/2025). Momen sakral ini menjadi saksi dari akad nikah antara Azhar Fikri Al-Azzam, S.E, putra dari Ustadz Amang Muazam, M.Pd, dan Ibu Indah Lestari, S.Pd. AUD, dengan Fitria Gustiningrum Naelendra, S.Pd., putri dari Bapak Agus Budianto dan Ibu Rambiyah Ningsih.

Ustadz Amang Muazam sendiri dikenal sebagai Kepala SD Muhammadiyah 13 Surabaya sekaligus Ketua K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) SD/MI Muhammadiyah Kota Surabaya.

Prosesi akad nikah yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 09.30 WIB ini dihadiri oleh kedua keluarga besar. Acara menjadi semakin istimewa dengan kehadiran Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jawa Timur Ustaz Munahar, S.H.I., M.Pd yang didapuk untuk memberikan khutbah nikah atau tausiyah.

 

Hadiri Pernikahan Putra Ketua K3S SD/MI Muhammadiyah Surabaya, Munahar Berikan 4 Kiat Membangun Keluarga Sakinah
Mempelai yang berbahagia. (ist)

Dalam kesempatan tersebut, Kepala SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya tersebut menyampaikan empat tips penting untuk membangun keluarga sakinah, mawadah, warohmah.

Agama Sebagai Fondasi Utama

Mengawali khutbahnya, Munahar memantik perhatian hadirin dengan pertanyaan langsung kepada kedua mempelai. “Mas Azhar, kenapa memilih Mbak Fitria?” tanya Munahar. “Karena agamanya bagus,” jawab Azhar. “Kalau Mbak Fitria memilih Mas Azhar karena apa?” tanyanya lagi. “Karena agamanya,” balas Fitria.

Munahar menuturkan bahwa pilihan keduanya sangat tepat dan menjadi modal berharga untuk membangun rumah tangga yang bahagia. Ia mengutip sebuah hadits: “Wanita dinikahi karena empat hal, karena hartanya, keturunannya, cantiknya, dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya engkau akan bahagia.”

Munahar kemudian mengaitkannya dengan filosofi yang konon disampaikan oleh Bapak Matematika, Al-Khawarizmi. Menurutnya, jika seseorang memilih pasangan hanya karena harta, keturunan, atau paras, maka nilainya adalah nol karena harta, paras akan meninggalkanya seiring dengan waktu. Demikian pula keturunan dari orang baik-baik, maka setelah menikah pasangan akan segera membangun rumah tangganya senidiri artinya lepas dari orang tuanya. Namun, jika ia memilih berdasarkan agama, maka nilainya adalah satu.

“Artinya, jika seorang pria memilih wanita yang memiliki agama baik dan harta yang banyak, nilainya menjadi 10. Jika agamanya baik, hartanya banyak, dan keturunannya baik-baik, nilainya 100. Dan jika agamanya baik, hartanya banyak, keturunannya baik-baik, serta cantik/tampan, nilainya menjadi 1000,” ujar Munahar.

Ia menambahkan, “Namun, jika ada wanita yang cantik, harta banyak, dan keturunan baik, tetapi tidak memiliki agama, nilainya menjadi nol.”

Hal ini menunjukkan bahwa agama adalah poin terpenting yang akan menghadirkan kebahagiaan sejati dalam rumah tangga.

Empat Kiat Membangun Keluarga Sakinah

Lebih lanjut, Munahar mengibaratkan rumah tangga layaknya sebuah bangunan yang harus kokoh. Ia memberikan empat kiat yang dianalogikan dengan bagian-bagian rumah:

1. Fondasi bangunan harus kuat. Fondasi yang dimaksud adalah iman dan tauhid yang menjadi landasan utama. Rumah tangga jika dibangun dengan pondasi iman dan tauhid yang kuat, maka sebesar apapun gelombang menerjang, maka ia akan tetap kokoh berdiri tegak.
2. Dinding harus kokoh dan bagus. Dinding ini melambangkan takwa kepada Allah SWT. Rumah tangga harus berhias dengan nilai taqwa. Ketakwaan inilah yang akan menyelamatkan keluarga dari badai dan menjadikan penghuninya terhindar atau selamat dari goncangan dan godaan hidup.
3. Atap bangunan harus kuat dan tidak bocor. Atap ini diibaratkan sebagai ibadah yang dilakukan dengan konsisten dan tidak putus.
4. Isi rumah harus indah. Isi rumah ini melambangkan syukur atas segala nikmat yang diberikan. Betapa banyak suami istri berpisah karena faktor ekonomi. Dan rasa syukur akan menjadi benteng keluarga itu memperoleh kebahagiaannya.

Munahar mengakhiri tausiyahnya dengan doa. “Jika membangun rumah tangga dengan pondasi, dinding, atap, dan isi yang bagus, Insyaallah keluarga Anda akan menjadi sakinah, mawadah, warohmah, dan penuh berkah. Aamiin,” tutupnya. (mnh)

 

Tinggalkan Balasan

Search