Jangan Paksa Sepatumu di Kaki Orang Lain

Jangan Paksa Sepatumu di Kaki Orang Lain
*) Oleh : M. Mahmud
Ketua PRM Kandangsemangkon Paciran Lamongan Jawa Timur
www.majelistabligh.id -

Sepatu melambangkan pengalaman, cara pandang, gaya hidup, atau bahkan solusi yang kita anggap cocok untuk diri sendiri.

Beberapa ayat Al-Qur’an menyoroti kecenderungan manusia untuk menganggap benar jalan hidupnya sendiri, sekaligus mengingatkan bahwa petunjuk sejati datang dari Allah.

Berikut adalah ayat-ayat yang relevan dengan tema pengalaman, cara pandang, gaya hidup, dan solusi yang dianggap cocok oleh individu:

1. Surah Al-Kahfi Ayat 29 – Kebebasan memilih jalan hidup
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْۗ فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْۚ اِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًاۙ اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَاۗ وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَاۤءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِى الْوُجُوْهَۗ بِئْسَ الشَّرَابُۗ وَسَاۤءَتْ مُرْتَفَقًا
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka, siapa yang menghendaki (beriman), hendaklah dia beriman dan siapa yang menghendaki (kufur), biarlah dia kufur.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang zalim yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (dengan meminta minum), mereka akan diberi air seperti (cairan) besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang paling jelek.

Ayat ini menegaskan bahwa manusia diberi kebebasan memilih jalan hidupnya. Namun, setiap pilihan memiliki konsekuensi, dan kebenaran tetap berasal dari Allah.

2. Surah Al-‘Ankabut Ayat 69 – Jalan hidup yang dipilih dengan kesungguhan
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ
Artinya: Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.

Menunjukkan bahwa pengalaman dan perjuangan hidup bisa menjadi jalan menuju petunjuk, asalkan diniatkan untuk mencari rida Allah.

3. Surah Ar-Ra’d Ayat 11 – Perubahan nasib dimulai dari perubahan diri
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Menegaskan bahwa solusi dan perubahan hidup berasal dari dalam diri, bukan semata-mata dari luar. Cara pandang dan gaya hidup yang dipilih akan menentukan arah nasib.

Refleksi Metaforis: “Sepatu dan Jalan Hidup”
* Al-Kahfi 29: Sepatu bisa dipilih, tapi jalan yang benar tetap ditentukan oleh kompas ilahi.
* Al-‘Ankabut 69: Sepatu yang dipakai untuk berjalan dengan niat ikhlas akan menemukan jalan Allah.
* Ar-Ra’d 11: Sepatu lama bisa diganti, jika kita mau mengubah arah dan cara melangkah.

2. Kaki orang lain melambangkan keberagaman fitrah, kebutuhan, latar belakang, dan jalan hidup yang berbeda.

Ayat yang paling relevan untuk menggambarkan keberagaman fitrah, kebutuhan, latar belakang, dan jalan hidup manusia adalah Surah Ar-Rum ayat 22 dan Surah Al-Hujurat ayat 13. Keduanya menegaskan bahwa perbedaan adalah bagian dari tanda kebesaran Allah dan sarana untuk saling mengenal, bukan saling memaksakan.

1. Surah Ar-Rum Ayat 22 – Bahasa dan warna kulit sebagai tanda kebesaran Allah
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ
Artinya: Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berilmu.

Menunjukkan bahwa keberagaman manusia adalah ciptaan Allah, bukan hambatan. Bahasa dan warna kulit melambangkan latar belakang dan identitas yang unik.

2. Surah Al-Hujurat Ayat 13 – Perbedaan bangsa dan suku untuk saling mengenal
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.

Menegaskan bahwa perbedaan asal-usul dan komunitas adalah bagian dari desain ilahi. Jalan hidup dan kebutuhan tiap kelompok bisa berbeda, tapi semua punya potensi mulia melalui taqwa.

Refleksi Metaforis: “Kaki Orang Lain”
Jika kita hubungkan dengan metafora “kaki orang lain”:
* Ar-Rum 22: Setiap “kaki” berjalan dengan bahasa dan warna yang berbeda, tapi semua menuju tanda-tanda kebesaran Allah.
* Al-Hujurat 13: Kita tidak bisa memaksakan “sepatu” kita kepada “kaki” orang lain, karena mereka diciptakan untuk berjalan di jalan hidup yang berbeda, agar saling mengenal dan saling menghormati.

Pesan utamanya: Jangan memaksakan standar, solusi, atau jalan hidup kita kepada orang lain yang memiliki konteks dan kebutuhan berbeda. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Search