Kisah Dua Kader Muhammadiyah Asal Lamongan Bertemu di Osaka

Kisah Dua Kader Muhammadiyah Asal Lamongan Bertemu di Osaka

Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti acara Pengukuhan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang periode 2025–2027, yang digelar di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka, Kamis (28/6/2025) lalu.

Tak hanya sekadar prosesi pengukuhan, kegiatan ini juga dirangkai dengan sosialisasi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bagi diaspora WNI di Jepang.

Momen ini terasa semakin istimewa dengan kehadiran para kader Muhammadiyah dari berbagai penjuru negeri sakura, seperti Hokkaido, Aizawa, Sizuoka, Kanazawa, Kobe, Narita, Fukuoka, Tokyo, Yokohama, dan kota-kota lainnya.

Sebelum prosesi pengukuhan, para kader mengikuti rapat kerja (raker), yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Baitul Arqam untuk para pimpinan.

Acara ini terasa spesial karena dihadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. KH. Saad Ibrahim, Ketua Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU) PP Muhammadiyah Ustaz Muhammad Ziyad, serta Sekretaris LPHU Ustadz Marjuki.

Baitul Arqam dilaksanakan di dua lokasi berbeda: siang hari di KJRI Osaka dan malam harinya di Japan Da’wah Centre, sebuah gedung dakwah milik komunitas Muslim Malaysia yang diketuai Dato’ Zulkifli.

Di antara peserta yang hadir, terdapat sosok Munib Abdi, seorang kader Muhammadiyah yang kini bekerja di sektor manufaktur di kawasan Narita.

Demi mengikuti kegiatan ini, Munib menempuh perjalanan udara dari Bandara Internasional Narita ke Bandara Kansai Osaka selama lebih dari satu jam. Sebuah pengorbanan yang tidak kecil di tengah kesibukannya sebagai pekerja migran.

Munib bukanlah sosok baru dalam dunia Muhammadiyah. Ia adalah warga asli Pangkatrejo, Lamongan, Jawa Timur.

Seusai mengisi materi, Ustaz Muhammad Ziyad menghampiri Munib, yang juga berasal dari Lamongan. Pertemuan dua tokoh dari daerah yang sama ini terasa hangat dan penuh rasa bangga.

Dalam perbincangan tersebut, Munib menceritakan kisah awal perjalanannya ke Jepang. Dia mengikuti seleksi program pemagangan yang diselenggarakan oleh Kementerian Tenaga Kerja RI bekerja sama dengan sebuah lembaga Jepang.

Dari 1.500 peserta yang ikut tes, hanya 300 orang yang lolos—Munib termasuk di antaranya. Ia pun mengantongi visa magang (kenshusei) untuk periode 2003–2006.

Setelah masa magangnya berakhir dan dia kembali ke Tanah Air, beberapa tahun kemudian ia dihubungi kembali oleh perusahaan Jepang tempatnya bekerja dahulu.

Kali ini Munib mendapatkan visa kerja Specified Skilled Worker (Tokutei Ginou). Sejak 2023, Munib dipercaya sebagai supervisor di perusahaan advance.co.Ltd.

“Alhamdulillah, pihak perusahaan sangat memahami kebutuhan saya sebagai muslim. Setelah saya jelaskan tentang waktu-waktu ibadah, mereka bisa menerima dan bahkan memberikan kesempatan untuk salat Jumat. Ini benar-benar anugerah Allah,” ujar alumni SMA Muhammadiyah Pangkatrejo ini dengan penuh syukur.

Munib juga menambahkan bahwa ia berusaha menjaga dedikasi dan disiplin kerja agar tetap bisa menjadi teladan. Dia pun aktif di PCIM Jepang dan kini dipercaya menjadi Ketua Lazismu PCIM Jepang periode 2025–2027.

“Melalui PCIM, kami merasa punya keluarga dan lingkungan yang mendukung di negeri minoritas muslim ini. Ada ketenangan, kenyamanan, dan tambahan ilmu agama yang kami dapatkan. Terlebih, bisa bertemu langsung dengan tokoh-tokoh pusat Muhammadiyah, dan luar biasanya, salah satunya adalah wong Lamongan juga,” tuturnya sambil tersenyum.

Ustaz Ziyad pun memberikan nasihat, “Dalam kondisi apa pun, jangan tinggalkan salat. Jepang memang dikenal dengan kedisiplinannya. Maka, manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk tetap beribadah. Teruslah aktif di kegiatan PCIM, karena banyak manfaatnya. Bisa menguatkan relasi, dan bahkan mempertemukan kita dengan tokoh-tokoh penting Indonesia yang sedang bertugas di Jepang. Insya Allah selalu ada keberkahan.”

Pertemuan dua sosok asal Lamongan di Osaka ini bukan sekadar reuni singkat, tetapi menjadi simbol kuatnya jalinan ukhuwah dan semangat dakwah di perantauan. (abu thariq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *