Empat mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berkesempatan mengikuti Program Silpakorn Summer School 2025 di Silpakorn University, Thailand. Selama satu pekan mulai 22 Juni lalu, mereka tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga terjun langsung mempelajari budaya, pertanian, hingga inovasi bisnis berbasis sumber daya lokal.
Adapun hal ini didorong oleh kampus UMM yang terus membuka jalan bagi mahasiswanya untuk mengeksplorasi dunia melalui berbagai program kolaborasi internasional.
Program ini diikuti oleh kurang lebih 50 peserta dari berbagai negara di Asia, seperti Taiwan, Korea Selatan, Tiongkok, Filipina, Malaysia, Vietnam, Kamboja, dan Indonesia. Menariknya, kegiatan ini dikemas seperti study tour, namun dengan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif.
M. Azizzan Al Ghifari salah satu mahasiswa UMM yang turut serta menyampaikan, mereka mendapatkan banyak pengalaman unik mempelajari berbagai budaya khas Negeri Gajah Putih. Mulai dari membuat dessert tradisional, mempelajari tarian lokal, hingga merasakan langsung atmosfer tradisi masyarakat setempat. Salah satu kegiatan yang sangat menarik adalah belajar mengenai pertanian lokal dan bisnis peternakan serangga, yang masih asing di Indonesia.
Kemudian, para peserta juga dikenalkan dengan jenis-jenis tanaman yang hanya tumbuh di Thailand beserta cara menanamnya. Tak hanya materi dan teori saja, mereka juga diajak ke Sirindhorn International Environmental Park (SIEP) untuk menjelajah hutan mangrove dan mempelajari pentingnya konservasi lingkungan.
Azizzan melanjutkan, disana mereka juga belajar membuat sabun dari bahan alami serta citronella mosquito spray berbahan rempah lokal. Pengalaman kuliner pun tak kalah seru. Para mahasiswa mencoba masakan berbahan dasar serangga yang umum dikonsumsi di Tailand.
Bahkan, mereka belajar cara membuat snack bar dari serbuk serangga yang dicampur dengan bahan lain. Uniknya, di Silpakorn University, serangga seperti jangkrik dan ulat disediakan sebagai cemilan sehat kaya protein.
“Di Indonesia, mengkonsumsi serangga masih dianggap tabu. Tapi, di Thailand serangga adalah sumber protein yang sangat dihargai. Saya jadi banyak belajar bahwa ini bisa jadi peluang bisnis yag menjanjikan di masa depan,” katanya antusias.
Sementara itu, Dekan FPP UMM Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si. menjelaskan, para mahasiswa tidak sekadar belajar teori, namun juga terlibat aktif dalam praktik langsung bersama mahasiswa dari tujuh negara lainnya. Mereka saling berbagi budaya, pengalaman, dan pengetahuan, sehingga menciptakan suasana belajar yang seru dan memorable.
“Ini menjadi cara kami untuk mendorong mahasiswa agar bisa merasakan atsmosfer internasional. Ada berbagai kerjasama dan kolaborasi internasional yang sudah kami lakukan, termasuk dengan kampus Thailand. Semua itu demi membuka pintu seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk berkiprah,” katanya. (*)
Nice articles! thanks for sharing..
Regards, Unissula