Panduan Membangun Rumah Hemat dan Aman ala Dosen Teknik Sipil UMM

www.majelistabligh.id -

Membangun rumah memerlukan banyak pertimbangan, sebagaimana disampaikan oleh Riski Pradina Sulkan, M.T., Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Salah satu hal penting yang perlu dihindari adalah penggunaan atap berbahan asbes karena dapat membahayakan saluran pernapasan penghuni rumah.

Bahkan, pemerintah telah mengeluarkan imbauan untuk tidak menggunakan material ini dalam bangunan tempat tinggal karena serat halusnya bisa mengganggu kesehatan jika terhirup dalam jangka panjang.

Sebagai alternatif, Riski menyarankan penggunaan material atap yang lebih aman seperti tanah liat atau galvalum yang dilengkapi dengan peredam suara. Atap dari tanah liat dianggap paling aman meskipun pemasangannya lebih memakan waktu.

Sementara itu, atap galvalum yang ringan dan tahan karat cukup populer, walaupun menimbulkan suara berisik saat hujan. Untuk kekuatan lebih, atap dari beton cor bisa dipilih, namun dibutuhkan struktur bangunan yang kuat dan biaya yang lebih besar.

Selain atap, material untuk dinding juga memerlukan pertimbangan. Bata putih yang berukuran lebih besar dibanding bata merah dapat mempercepat proses pembangunan meskipun biayanya sedikit lebih tinggi.

“Karena ukurannya besar, pengerjaannya lebih cepat,” jelas Dina.

Untuk konstruksi modern, plat precast atau prikes mulai banyak digunakan sejak awal tahun 2000-an. Material ini umum dijumpai pada proyek besar seperti hotel dan gedung perkantoran karena keakuratan dan kemudahan pemasangannya, meskipun dari segi harga tergolong mahal.

Fondasi juga memegang peran penting dalam kekuatan bangunan. Dina menekankan perlunya menyesuaikan desain fondasi dengan kondisi tanah dan jumlah lantai bangunan.

Di daerah dengan lahan rawa seperti Kalimantan, kayu ulin atau bengkirai sangat disarankan karena tahan terhadap air dan kelembapan.

Sementara itu, rumah dua atau tiga lantai memerlukan fondasi yang lebih dalam dan kokoh. Ia juga mengingatkan bahwa sloof, kolom, dan balok harus memenuhi standar SNI agar struktur bangunan aman.

Menurut Dina, keberhasilan membangun rumah bukan hanya ditentukan oleh jenis material, tetapi juga oleh perencanaan yang matang.

Penggunaan bahan bangunan lokal bisa menjadi solusi ekonomis tanpa mengorbankan mutu. Dia juga menekankan pentingnya perhitungan anggaran yang cermat.

“Jangan memaksakan diri di luar kemampuan finansial karena bisa membuat proyek terhenti di tengah jalan,” pesannya.

Terakhir, ia mengingatkan agar memilih tukang atau kontraktor secara bijak dan menyepakati semuanya secara tertulis sejak awal, guna menghindari potensi kerugian.

Dengan perencanaan yang terukur serta pemilihan material yang tepat, impian membangun rumah dapat tercapai tanpa harus menguras keuangan atau berhenti di tengah jalan. Kuncinya adalah keseimbangan antara kualitas, anggaran, dan rencana yang realistis. (*/wh)

 

 

Tinggalkan Balasan

Search