Skincare Ramah Lingkungan Karya Mahasiswa UMY untuk Atasi Jerawat dan Cegah Penuaan

Skincare Ramah Lingkungan Karya Mahasiswa UMY untuk Atasi Jerawat dan Cegah Penuaan
www.majelistabligh.id -

Tingginya angka jerawat serta munculnya tanda-tanda penuaan dini pada remaja dan mahasiswa mendorong sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghadirkan inovasi skincare berbasis lingkungan.

Mereka menciptakan produk masker wajah berbahan alami bernama NAPIRU, yang dibuat dari limbah kulit buah seperti buah naga, jeruk, dan pisang.

Nama NAPIRU merupakan gabungan dari tiga bahan utama pembuatnya: “NA” dari naga, “PI” dari pisang, dan “RU” dari jeruk.

Produk ini digagas oleh Muhammad Makmur, mahasiswa UMY, bersama tim lintas prodi. Inovasi ini tidak hanya menawarkan perawatan kulit, tetapi juga menjadi solusi pengolahan limbah organik secara kreatif dan berkelanjutan.

“Banyak anak muda usia 19 tahun ke atas sudah mulai mengalami masalah kulit seperti flek hitam dan kekeringan yang disebabkan oleh paparan sinar matahari dan kurangnya perhatian pada perawatan kulit. Hal inilah yang menjadi latar belakang lahirnya NAPIRU,” katanya seperti dilansir di laman resmi UMY, pada Rabu *2/7/2025).

Produk NAPIRU hadir dalam dua varian:

  • Anti-acne Clay Mask, menggunakan ekstrak kulit jeruk yang kaya akan vitamin C,
  • Anti-aging Clay Mask, terbuat dari ekstrak pisang raja dan buah naga merah yang tinggi kandungan antioksidan dan dapat membantu mencerahkan serta melembapkan kulit.

Dengan harga Rp 45.000 per kemasan, NAPIRU menyasar mahasiswa dan masyarakat luas yang mencari skincare alami dan terjangkau.

Menariknya, ide awal dari Makmur dan tim sebenarnya bukan produk kecantikan, melainkan hand sanitizer berbahan limbah buah.

Namun karena terkendala dalam proses pengembangannya, fokus dialihkan pada produk masker wajah.

Berkat dukungan dari Startup and Business Incubator (SEBI) dan Center for Student Innovation and Creativity (CSIC) UMY, NAPIRU pun berkembang menjadi sebuah startup berbasis lingkungan.

Diluncurkan pada Agustus 2023, NAPIRU telah mengikuti berbagai kompetisi ide bisnis. Mereka berhasil memperoleh pendanaan masing-masing sebesar Rp 6 juta dari CSIC dan Rp 5 juta dari SEBI UMY.

Bahkan, pada awal 2024, NAPIRU meraih juara pertama dalam lomba ide bisnis tingkat universitas.

UMY memberikan dukungan penuh, mulai dari pendanaan, fasilitas laboratorium, hingga promosi di berbagai event kampus.

Menurut Makmur, tanpa dukungan kampus, NAPIRU tidak akan berkembang sejauh ini.

“Proses produksi dilakukan secara mandiri di laboratorium farmasi UMY, melalui tahapan riset yang mencakup uji pH, uji daya sebar, hingga uji daya lekat,” jelasnya.

“Produk ini juga telah diuji langsung oleh tim pada berbagai jenis kulit, termasuk berminyak, sensitif, dan berjerawat, dengan hasil yang memuaskan,” imbuh Makmur.

NAPIRU saat ini dipasarkan melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok, serta platform e-commerce seperti Shopee.

Promosi juga aktif dilakukan di berbagai bazar dan kegiatan kampus. Pasarnya ditujukan bagi perempuan usia 18–25 tahun di wilayah DIY dan Jawa Tengah yang menyukai perawatan kulit alami dan ramah lingkungan.

Meski telah mencatat sejumlah pencapaian, NAPIRU juga menghadapi tantangan seperti pergantian anggota tim, keterbatasan waktu penggunaan laboratorium, hingga proses perizinan BPOM yang masih berjalan. Meski demikian, Makmur optimis terhadap prospek masa depan produknya.

“Langkah selanjutnya adalah mengurus izin BPOM dan mengembangkan varian produk lain seperti serum dan krim wajah. Jadi tidak hanya terbatas pada clay mask,” pungkas Makmur. (*/tim)

Tinggalkan Balasan

Search