Suasana khusyuk menyelimuti Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Jumat siang (4/7/2025), saat Dosen Teknologi Informasi UMY, Asep Setiawan, S.Th.I, M.Ud, menyampaikan khotbah Jumat bertema reflektif tentang cara manusia menyikapi harta dan ilmu.
Dalam khotbahnya, Asep menguraikan empat golongan manusia sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw, yang mencerminkan pandangan mereka terhadap dunia dan akhirat.
Golongan Pertama: Memiliki Ilmu dan Harta, Digunakan untuk Kebaikan
Asep menjelaskan bahwa golongan pertama adalah mereka yang dikaruniai harta dan ilmu oleh Allah SWT. Kedua anugerah ini digunakan dengan sebaik-baiknya untuk bertakwa kepada Allah, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia (habluminannas), serta senantiasa berbagi melalui zakat, sedekah, dan wakaf.
“Mereka senantiasa bertakwa kepada Allah, menjadi hamba yang taat. Tidak hanya habluminallah yang dijaga, tapi juga hubungan sosialnya,” ungkap Asep.
Golongan ini, menurutnya, merupakan kelompok terbaik karena mampu mengamalkan ilmu dan memanfaatkan hartanya untuk kepentingan umat.
Golongan Kedua: Memiliki Ilmu, Namun Tidak Berharta
Golongan kedua adalah mereka yang memiliki ilmu, namun tidak diberi kelimpahan harta. Meskipun hidup dalam keterbatasan ekonomi, mereka memiliki niat dan cita-cita yang luhur.
“Sekiranya saya kaya, saya akan menggunakan harta seperti golongan pertama,” ujar Asep mengutip karakter golongan ini.
Niat baik yang lahir dari pemahaman ilmiah menjadikan mereka tetap termasuk golongan yang mulia, sebagaimana yang dipuji oleh Rasulullah SAW.
Golongan Ketiga: Kaya Harta, Tapi Tidak Memiliki Ilmu
Sebaliknya, Asep mengingatkan tentang golongan ketiga: orang yang diberi kekayaan, namun tidak memiliki ilmu. Kelompok ini cenderung menggunakan hartanya untuk berfoya-foya, hidup dalam kemewahan, dan tidak mengindahkan perintah Allah maupun kepedulian sosial.
“Mereka hidup untuk kesenangan dunia, tanpa niat membantu sesama, bahkan tidak menjaga tali silaturahim,” jelasnya.
Kelompok ini digolongkan sebagai salah satu golongan terburuk karena harta yang dimiliki tidak memberikan manfaat untuk dirinya maupun orang lain.
Golongan Keempat: Miskin Ilmu dan Miskin Harta
Golongan terakhir yang dijelaskan Asep adalah mereka yang miskin ilmu sekaligus miskin harta. Yang membuat keadaan mereka semakin buruk adalah angan-angan yang salah arah.
“Sekiranya saya kaya, saya akan menggunakan harta seperti golongan ketiga,” kata Asep menirukan niat kelompok ini.
Meski tidak sempat melakukan keburukan secara nyata, niat buruk yang bersumber dari pandangan dunia yang keliru menjadikan mereka sama buruknya dengan golongan ketiga di hadapan Allah SWT.
Menutup khotbahnya, Asep mengajak seluruh jemaah untuk merenungkan di mana posisi mereka berada di antara empat golongan tersebut.
Dia berharap semua dapat bersungguh-sungguh memanfaatkan ilmu dan harta sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Mari kita menjadi golongan yang terbaik, yang memanfaatkan ilmu dan harta untuk ketaatan kepada Allah dan kemaslahatan umat,” katanya. (*/tim)