Bukti Wujud Allah dalam Alam, Akal, dan Wahyu

*) Oleh : Dr. Ajang Kusmana
Staf Pengajar AIK UMM
www.majelistabligh.id -

Keberadaan Allah dapat diyakini melalui berbagai bukti, baik yang bersifat rasional maupun berdasarkan pengalaman spiritual dan keagamaan.

Beberapa argumen yang sering digunakan untuk membuktikan keberadaan Allah meliputi: argumen kosmologis (adanya alam semesta yang teratur menunjukkan adanya pencipta), argumen teleologis (rancangan alam semesta yang kompleks menunjukkan adanya perancang), argumen moral (adanya nilai-nilai moral universal menunjukkan adanya sumber moralitas), serta argumen ontologis (konsep tentang zat yang maha sempurna yang mensyaratkan keberadaan-Nya).

Selain itu, pengalaman spiritual, mukjizat, dan keajaiban alam juga sering dianggap sebagai bukti keberadaan Allah.

Berikut adalah beberapa poin yang lebih rinci:

1. Bukti Rasional:

• Argumen Kosmologis:
Alam semesta beserta isinya pasti memiliki sebab, dan sebab tersebut adalah Allah.

• Argumen Teleologis:
Rancangan alam semesta yang begitu teratur dan kompleks tidak mungkin terjadi secara kebetulan, melainkan pasti ada perancang cerdas di baliknya, yaitu Allah.

• Argumen Moral:
Adanya hukum moral universal yang diakui oleh semua manusia menunjukkan adanya sumber moralitas, yaitu Allah.

• Argumen Ontologis:
Konsep tentang zat yang Maha Sempurna yang tak terbatas pasti mensyaratkan keberadaan-Nya, yaitu Allah.

2. Bukti Pengalaman:

• Pengalaman Spiritual:
Banyak orang yang mengalami pengalaman spiritual yang mendalam dan merasakan kehadiran Allah dalam hidup mereka.

• Mukjizat dan Keajaiban:
Kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan seringkali dianggap sebagai mukjizat atau keajaiban yang membuktikan keberadaan Allah.

3. Bukti dari Al-Quran dan Ajaran Agama:

• Al-Quran:
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam berisi banyak ayat yang menjelaskan tentang keberadaan, sifat, dan kekuasaan Allah.

• Ajaran Agama:
Ajaran agama-agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi) secara konsisten mengajarkan tentang keberadaan Allah dan pentingnya beriman kepada-Nya.

4. Bukti dari Alam Semesta:

• Teratur dan Kompleks:
Keindahan dan keteraturan alam semesta, dari tingkat atom hingga galaksi, menunjukkan adanya kecerdasan dan kekuasaan yang lebih tinggi dari manusia.

• Kehidupan:
Adanya kehidupan di bumi, dengan segala keragamannya, juga menjadi bukti adanya pencipta yang luar biasa.

Penting untuk dicatat bahwa:

• Keberadaan Allah adalah masalah keyakinan yang mendalam dan tidak selalu dapat dibuktikan secara empiris.
• Meskipun ada bukti-bukti yang kuat, keyakinan pada Allah seringkali didasarkan pada iman.

Dengan demikian, bukti-bukti keberadaan Allah dapat ditemukan melalui berbagai cara, baik melalui akal pikiran, pengalaman spiritual, maupun ajaran agama

Selain itu, sifat yang dimiliki oleh manusia, alam semesta dan kehidupan, selain lemah membutuhkan pada yang lain dan akan berakhir atau mati pada satu waktu atau satu kondisi tertentu, adalah keteraturan.

Hal yang menunjukan bahwa pencipta manusia, alam semesta, dan kehidupan ini wajiblah atau haruslah satu, tidak berbilang.

Sebab jika pencipta tersebut adalah berbilang maka ia akan sama dengan sifat makhluk yang diciptakannya, padahal hal demikian adalah sesuatu yang mustahil.

Sebab berlawanan dengan kenyataan bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan ini tercipta dalah satu keteraturan yang sangat menakjubkan yang semakin mengukuhkan keyakinan bahwa pencipta itu satu, harus satu dan wajib satu.

Sebab itu, maka sifat pencipta yang wajib satu itu, pastilah Maha mengatur, kuat, tidak membutuhkan pada yang lain, dan kekal abadi.

Berbeda dengan sifat dan karakter yang dimiliki oleh makhluk atau yang diciptakan, yaitu memiliki sifat lemah, membutuhkan pada yang lain, dan akan berakhir (mati).

Maka saat terbukti dari fakta kehidupan, bahwa Pencipta itu satu, tidak berbilang, karenanya manusia akan dengan rela untuk masuk kedalam satu keyakinan, satu akidah, satu agama yang sesuai dengan karakteristik dari keyakinannya bahwa pencipta itu satu, yaitu Islam, akidah Islam, agama Islam. Sebab hanya Islam saja yang mengajarkan jika pencipta itu satu, tidak berbilang.

Sebagaimana firman-Nya dslam QS. Al-Ikhlas Ayat 1-4:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”

Keteraturan kehidupan juga mengonfirmasi bahwa Allah SWT adalah Maha Pengatur dan Maha pembuat aturan, Maha pembuat hukum, sebagaimana Firman-Nya:

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ يُغۡشِى الَّيۡلَ النَّهَارَ يَطۡلُبُهٗ حَثِيۡثًا ۙ وَّالشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَ وَالنُّجُوۡمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمۡرِهٖ ؕ اَلَا لَـهُ الۡخَـلۡقُ وَالۡاَمۡرُ‌ ؕ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الۡعٰلَمِيۡنَ

“Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-A’raf: 54).

Karenanya, Allah SWT pula pemilik dan pembuat hukum dan aturan yang harus dijalankan oleh manusia, sebab aturannya pasti sempurna yang bisa digunakan oleh manusia dalam berbagai persoalan hidupnya.

Keteraturan penciptaan alam semesta, manusia, dan kehidupan juga menunjukan bahwa Allah SWT adalah pembuat hukum yang Maha sempurna, yang dengannya manusia wajib untuk tunduk patuh pada aturan yang Allah SWT tetapkan.

Yang Allah SWT turunkan kepada Rasulullah Muhanmad saw melalui Malaikat Jibril as, untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia, agar seluruh umat manusia mengetahui bahwa tidaklah ia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT saja. Sebagaimana firman Allah SWT :

وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)

Ibadah dalam arti tunduk patuh pada seluruh aturan dan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, agar dijalankan segala perintah-Nya dan agar dijauhi segala larangan-Nya, sebagai tanda ketundukpatuhan manusia kepada Allah SWT, sebagai bukti keimanannya kepada Allah SWT, yang lahir dari proses berfikir atas nikmat akal yang Allah SWT karuniakan kepada manusia.

Sehingga manusia akan memiliki akidah yang kokoh pada dirinya, yaitu akidah yang lahir dari kesadaran melakukan proses berfikir, sebagaimana Nabi Ibrahim as saat mencari siapa Tuhan-Nya yang kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an. (*)

Tinggalkan Balasan

Search