Cerita Fara Aulia: Gagal Masuk Kampus Lokal, Kini Raih Beasiswa di King Saud University

www.majelistabligh.id -

Di tengah hiruk-pikuk kantor Daker Madinah, suara tawa riang terdengar dari sudut meja makan. Seorang gadis berkerudung dengan lesung pipit dan senyum ramah terlihat menyapa setiap orang yang duduk di dekatnya. Dia, Fara Aulia Azzahra, mahasiswi asal Depok, Jawa Barat, yang kini tengah menempuh studi psikologi di King Saud University (KSU), Arab Saudi.

Fara adalah sosok perempuan muda yang cerdas dan penuh semangat. Sejak dia memutuskan untuk mengukir perjalanan akademis di luar negeri, kehidupan yang dijalaninya tidak hanya berisi belajar di ruang kuliah, tetapi juga penuh dengan kisah keberanian, kegigihan, dan pengorbanan.

Mungkin, jika kita melihatnya sekarang, Fara tampak begitu sukses dengan prestasi yang diraihnya. Namun, perjalanan Fara menuju King Saud University tidak semudah yang dibayangkan.

“Waktu itu lucu sih, UI, UNJ, IPB, UPN, bahkan Universitas Siliwangi aja saya daftar, semua gagal. Eh malah diterima di Arab Saudi,” kenangnya sambil terkekeh, pada Kamis (8/5/2025). Fara mengaku sekolah umum, bukan di pesantren.

Dari deretan universitas ternama di Indonesia yang menolaknya, tak ada satu pun yang membuka pintu. Namun, justru jalan Allah yang menunjukkan arah berbeda. Di tengah kegagalan itu, King Saud University membuka kesempatan bagi Fara.

Pada 2018, Fara mendaftar ke King Saud University melalui situs resmi kampus (www.ali-admit.ksu.edu.sa). Tanpa tes yang rumit, cukup dengan nilai ijazah yang memenuhi standar, dengan rata-rata minimal 8,4, Fara berhasil melangkah lebih jauh.  Untuk strategi awalnya, dia memilih program Bahasa Arab selama dua tahun sebelum melanjutkan ke jenjang S1. Ternyata, keputusan ini membawanya pada jalan yang tak pernah ia duga sebelumnya.

Meski begitu, Fara tak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi salah satu mahasiswa yang menempuh jenjang S1 di King Saud University. Di antara sekitar 50 mahasiswa Indonesia yang ada, hanya dia seorang, perempuan yang memilih jurusan Psikologi.

“Jarang banget perempuan Indonesia ambil psikologi di Saudi. Tapi saya yakin, bisa!” ujarnya dengan penuh keyakinan. Kata-kata ini menggambarkan tekadnya yang kuat untuk menjalani pendidikan di luar negeri meskipun harus menghadapi berbagai tantangan.

Beasiswa yang diterima Fara dari King Saud University tidak hanya mencakup biaya kuliah dan fasilitas kampus, tetapi juga memberikan uang bulanan sekitar 840 riyal (sekitar Rp 3,6 juta) dan tiket pulang-pergi ke Indonesia setiap tahun.

Fara merasa sangat bersyukur atas kesempatan ini. Bahkan, berkat statusnya sebagai mahasiswi di Arab Saudi, ia bisa ikut seleksi sebagai Tenaga Pendukung (Tepung) PPIH Arab Saudi, dan kini Fara sudah dua kali menjadi bagian dari pengabdian ini. Tidak hanya belajar, dia juga berkesempatan untuk melaksanakan ibadah haji, sebuah perjalanan spiritual yang sangat dinantikannya.

“Alhamdulillah, kuliah di Saudi bukan cuma belajar. Bisa berhaji juga, insya Allah,” ucapnya dengan rasa syukur yang mendalam.

Fara mengungkapkan bahwa meski jauh dari rumah, ia sudah terbiasa hidup mandiri. Sejak kecil, ia sering berjauhan dengan sang ayah yang bekerja di Batam sebagai teknisi dan pedagang konsol game. Meskipun jauh, Fara tetap menjaga komunikasi dan bahkan mengirim sebagian beasiswanya untuk membantu kebutuhan keluarga di Indonesia.

Ketika ditanya tentang rencana masa depan, Fara mantap ingin melanjutkan studi S2 setelah selesai dari King Saud University. Impian untuk terus mengembangkan diri dan berkontribusi dalam bidang Psikologi menjadi semangat utamanya. Tapi saat ditanya soal jodoh, Fara hanya tersenyum lebar.

“Kalau suami orang Saudi, nggak deh. Beda kultur. Saya cinta Indonesia,” tuturnya sambil tertawa, menunjukkan rasa bangga terhadap tanah air yang telah membesarkannya.

Bagi Fara, kuliah di luar negeri bukan hanya soal mengejar gelar, tetapi juga tentang menghadapi tantangan hidup, memperluas wawasan, dan menunjukkan bahwa perempuan muda Indonesia juga mampu bersaing di level internasional.

Perjalanan Fara Aulia Azzahra adalah cerita tentang kegigihan, keberanian, dan pengharapan. Dari kegagalan masuk kampus-kampus lokal ternama hingga akhirnya diterima di salah satu universitas terbaik di Arab Saudi, Fara membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, kegagalan justru bisa menjadi pintu menuju kesempatan yang lebih besar, yang tak terduga sebelumnya.

Fara tidak hanya menunjukkan bahwa pendidikan bisa mengubah hidup, tetapi juga mengajarkan kita untuk selalu percaya pada kemampuan diri dan terus berusaha, meski menghadapi rintangan. Fara Aulia adalah contoh nyata bahwa dengan tekad yang kuat dan doa, segala hal mungkin terjadi.

Kini, di tengah perjalanan akademisnya di King Saud University, Fara telah membuktikan bahwa perempuan Indonesia bisa berjaya di manapun, bahkan di tanah yang jauh dari rumah. Seperti yang ia katakan, “Saya yakin, bisa!” (afifun nidlom)

Tinggalkan Balasan

Search