Fatamorgana Dunia dalam Pandangan Al-Qur’an

*) Oleh : Muhammad Nashihudin MSI
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
www.majelistabligh.id -

Fatamorgana! Istilah ini merujuk pada fenomena optik yang terjadi ketika cahaya melewati lapisan udara dengan suhu yang berbeda, sehingga menciptakan ilusi visual yang dapat menipu pengamat.

Definisi Fatamorgana

Fatamorgana adalah fenomena optik yang terjadi ketika cahaya melewati lapisan udara dengan suhu yang berbeda, sehingga menciptakan ilusi visual yang dapat menipu pengamat. Fatamorgana dapat membuat objek yang jauh terlihat seperti berada di dekat atau memiliki bentuk yang berbeda.

Jenis Fatamorgana

1. Fatamorgana Inferior: Fatamorgana inferior terjadi ketika lapisan udara yang panas berada di dekat permukaan tanah, sehingga menciptakan ilusi visual yang membuat objek terlihat seperti berada di atas permukaan tanah.

2. Fatamorgana Superior: Fatamorgana superior terjadi ketika lapisan udara yang dingin berada di dekat permukaan tanah, sehingga menciptakan ilusi visual yang membuat objek terlihat seperti berada di bawah permukaan tanah.

Contoh Fatamorgana

1. Ilusi Air di Gurun: Fatamorgana dapat membuat ilusi air di gurun pasir, sehingga membuat pengamat berpikir bahwa ada air di depan mereka.

2. Ilusi Objek yang Jauh: Fatamorgana dapat membuat objek yang jauh terlihat seperti berada di dekat, sehingga membuat pengamat berpikir bahwa objek tersebut lebih dekat daripada yang sebenarnya.

Pelajaran yang Dapat Diambil

1. Pentingnya Memahami Fenomena Alam: Fatamorgana menekankan pentingnya memahami fenomena alam dan tidak mudah tertipu oleh ilusi visual.
2. Pentingnya Menggunakan Pengetahuan: Fatamorgana juga menekankan pentingnya menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk memahami dunia sekitar kita.

Dengan memahami konsep fatamorgana, kita dapat meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya memahami fenomena alam dan tidak mudah tertipu oleh ilusi visual.

Allah swt berfirman

زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُوْنَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۘ وَا لَّذِيْنَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَا للّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَآءُ بِغَيْرِ حِسَا بٍ

“Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 212)

Islam tidak melarang ummatnya untuk menjadi orang kaya raya asalkan harta yang diperoleh dari hasil yang halal dan toyyib seperti sahabat Utsman bin Afwan dan Abdurrahman bin Auf.

Dunia sebagai panggung sandiwara harus disikapi dengan penuh kehati hatian agar seorang tidak jatuh pada perbuatan maksiat dan dosa.

Hidup sederhana dengan apa adanya

1. Nabi Adam hidup di bumi sampai batas umur yang ditentukan

فَاَ زَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَ خْرَجَهُمَا مِمَّا كَا نَا فِيْهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَـكُمْ فِى الْاَ رْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَا عٌ اِلٰى حِيْنٍ

“Lalu, setan memerdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 36)

2. Dunia hanya tempat berteduh sementara dari hujan dan panasnya matahari

اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَآءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَآءِ فَا خْتَلَطَ بِهٖ نَبَا تُ الْاَ رْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّا سُ وَا لْاَ نْعَا مُ ۗ حَتّٰۤى اِذَاۤ اَخَذَتِ الْاَ رْضُ زُخْرُفَهَا وَا زَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَاۤ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَاۤ ۙ اَتٰٮهَاۤ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَا رًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَ نْ لَّمْ تَغْنَ بِا لْاَ مْسِ ۗ كَذٰلِكَ نُـفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman Bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila Bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.” (QS. Yunus 10: Ayat 24)

Tinggalkan Balasan

Search