JKG 1 Awali Perjalanan ke Makkah: Miqat Pertama di Bir Ali Berlangsung Tertib dan Khidmat

www.majelistabligh.id -

Pergerakan jemaah haji Indonesia dari Madinah menuju Makkah resmi dimulai hari ini. Kloter JKG 1 dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede menjadi rombongan pertama yang mengambil miqat di Bir Ali sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kota Suci Makkah untuk menunaikan umrah wajib sebagai bagian dari prosesi ibadah haji.

Pantauan majelistabligh.id, sejak usai salat Subuh di Masjid Nabawi, jemaah JKG 1 terlihat antusias bersiap meninggalkan hotel Abrajtabah. Langit Madinah masih gelap ketika para jemaah pria dengan tenang mengenakan pakaian ihram dan membawa perlengkapan ringan menuju bus yang telah disiapkan.

Kepala Sektor 2 Madinah, Zulkarnain Nasution, menyampaikan bahwa JKG 1 terdiri dari 393 jemaah yang didampingi oleh empat petugas kloter, termasuk tenaga medis, mengingat sebagian masuk kategori risiko tinggi (risti).

“Semua jemaah sudah berihram sejak dari hotel. Di Bir Ali, mereka hanya melaksanakan shalat sunnah dua rakaat, lalu berniat ihram. Ini sudah kami sosialisasikan sejak awal,” jelasnya.

Untuk menjaga kekhusyukan ihram, petugas secara aktif menegur jemaah yang masih mengenakan penutup kepala seperti peci. Sarapan pagi pun disiapkan dalam kotak dan dibagikan untuk disantap di dalam bus, guna meminimalkan waktu dan menjaga keteraturan.

Zulkarnain memastikan seluruh jemaah telah dibekali kartu Nusuk untuk memperlancar proses pemeriksaan di perbatasan Makkah. “Data sudah terintegrasi. Insya Allah tidak ada kendala,” ujarnya.

Di lokasi miqat Bir Ali, kesiapan petugas terlihat menyeluruh. Kepala Sektor Khusus Bir Ali, Muhammad, menjelaskan bahwa sebanyak 14 personel dikerahkan ke lima titik strategis, termasuk area masjid dan toilet.

“Lansia dan disabilitas sebenarnya tidak perlu turun dari bus. Tapi karena khawatir tertinggal, mereka sering ikut turun. Maka dari itu, petugas kami aktif memberikan imbauan langsung di dalam bus. Niat ihram dari dalam kendaraan tetap sah,” terang Muhammad.

Untuk menghindari jemaah tersesat, tim pengamanan dilengkapi dengan perangkat komunikasi dan secara rutin berpatroli di sekitar masjid dan toilet.

“Kami siaga penuh di sekitar toilet karena ini area yang rawan tersesat, khususnya bagi lansia. Kalau ada yang nyasar, langsung kami bantu arahkan kembali ke busnya,” tambahnya.

Muhammad juga mengingatkan jemaah untuk mencatat nomor tiang parkir dan nomor pintu toilet.

“Kalau turun dari pintu nomor berapa, nanti kembali dari pintu yang sama. Itu penting agar tidak kebingungan mencari bus,” pesannya.

Selain itu, para Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom) juga telah diinstruksikan untuk menunggu jemaah di pintu keluar masjid, guna memastikan semua anggota kembali dengan lengkap. “Jangan sampai ada yang tertinggal. Tunggu di titik kumpul,” tegasnya. (afifun nidlom)

Tinggalkan Balasan

Search