Karakter seseorang memengaruhi takdirnya dalam kehidupan. Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr. Muhammad Sholihin Fanani, dalam khotbah Iduladha di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), pada Jumat (6/6/2025).
Kiai Sholihin, begitu sapaan karibnya, menyebut bahwa inti dari beragama adalah bertauhid kepada Allah SWT. Kemudian, inti dari tauhid adalah salat lima waktu.
Inti dari salat lima waktu adalah akhlakul karimah atau karakter mulia. Dan inti dari karakter adalah ketika manusia mampu menjaga perasaan orang lain.
“Dan kita bisa menjaga perasaan orang lain ketika kita memiliki sifat dan kemauan untuk berkurban demi kepentingan orang lain. Jika tidak memilikinya, rasanya sulit untuk bisa menjaga perasaan orang lain,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kiai Sholihin menekankan pentingnya membentuk karakter yang baik, terutama sifat rela berkorban.
“Karakter sangat memengaruhi takdir seseorang dalam kehidupan. Baik-buruknya hidup dan sukses-tidaknya seseorang juga ditentukan oleh karakternya,” tegasnya.
Kiai Sholihin lalu menjelaskan, ada empat hal yang memengaruhi karakter seseorang menurut Imam Al-Ghazali.
Pertama, agama. Agama tidak hanya dianggap sebagai ritual semata, tetapi juga dijadikan alat untuk membangun kesadaran diri demi meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.
Agama juga harus dijadikan pedoman dan panduan hidup. Faktor kedua adalah ilmu.
Menurutnya, ketika seseorang memiliki ilmu, maka ia bisa memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat, serta menghasilkan sesuatu yang bisa menjadi solusi atas masalah yang ada.

“Kemudian yang ketiga dan keempat adalah lingkungan dan kebiasaan. Terutama lingkungan keluarga, yang membentuk sekitar 60 persen perilaku dan karakter seseorang. Apalagi di era digital dan teknologi seperti sekarang, membangun karakter tentu menjadi tantangan tersendiri,” jelasnya.
Di sisi lain, Rektor UMM, Prof. Nazaruddin Malik, menegaskan bahwa kurban mengandung makna mendalam mengenai pentingnya mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai pengorbanan.
Ini tentu dapat meningkatkan kesadaran kemanusiaan dan memupuk kesadaran ilahiyyah atas kebesaran Allah yang telah memberikan rezeki melimpah.
“Pengorbanan dapat memberikan kemaslahatan dalam kehidupan, termasuk di level keluarga. Sikap ini tentu dapat menjadi teladan, sinar pencerahan, serta mencegah kemungkaran dan mengutamakan kemakrufan. Mari rayakan Iduladha dengan sebaik-baiknya dan semata-mata karena Allah SWT,” ujarnya.
Ribuan jamaah turut hadir mengikuti rangkaian salat dan merayakan Iduladha. Adapun jumlah hewan kurban di UMM mencapai lebih dari 100 ekor, terdiri dari sapi, kambing, dan domba. Sebagian besar telah didistribusikan ke kota/kabupaten di Jawa, luar Jawa, bahkan hingga ke Filipina. (wh)
