Malaikat Maut: Peringatan Terbesar yang Sering Dilupakan

www.majelistabligh.id -

Malaikat maut! Malaikat maut adalah malaikat yang bertugas mencabut nyawa manusia ketika ajal mereka tiba.

Identitas Malaikat Maut
Malaikat maut dikenal dengan nama Izrail atau Azrael. Ia adalah salah satu malaikat yang paling dekat dengan Allah SWT dan memiliki tugas yang sangat penting dalam proses kematian manusia.

Tugas Malaikat Maut
1. Mencabut Nyawa: Malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia ketika ajal mereka tiba.
2. Mengambil Ruh: Malaikat maut juga bertugas mengambil ruh manusia dan membawanya ke alam barzakh.

Sifat Malaikat Maut
1. Sangat Kuat: Malaikat maut memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mencabut nyawa manusia.
2. Tidak Mengenal Amarah: Malaikat maut tidak mengenal amarah atau emosi lainnya, ia hanya menjalankan tugasnya dengan penuh ketenangan.

Hikmah dari Malaikat Maut
1. Mengingatkan tentang Kematian: Malaikat maut mengingatkan kita tentang kematian dan pentingnya mempersiapkan diri untuk akhirat.
2. Meningkatkan Kesadaran: Malaikat maut dapat meningkatkan kesadaran kita tentang kebesaran Allah SWT dan pentingnya taat kepada-Nya.

Pelajaran yang Dapat Diambil
1. Pentingnya Mempersiapkan Diri: Malaikat maut menekankan pentingnya mempersiapkan diri untuk akhirat dan meningkatkan kesadaran tentang kematian.
2. Kebesaran Allah SWT: Malaikat maut juga menekankan kebesaran Allah SWT dan pentingnya taat kepada-Nya.

Dengan memahami konsep malaikat maut, kita dapat meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya mempersiapkan diri untuk akhirat dan meningkatkan kesadaran tentang kebesaran Allah SWT.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ يَتَوَفّٰٮكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan.””
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 11)

Manusia semakin sepuh pasti akan berkurang kekuatannya dan lemah fisiknya.
Nasehat terbaik adalah kematian agar mereka mau berbenah dan berbekal untuk menyongsong masa depannya di akhirat.

1. Kenangan yang tidak akan terulang.

وَلَوْ تَرٰۤى اِذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَا كِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ رَبَّنَاۤ اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَا رْجِعْنَا نَعْمَلْ صَا لِحًـا اِنَّا مُوْقِنُوْنَ

“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin. “”
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 12)

وَ لَوْ شِئْنَا لَاٰ تَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدٰٮهَا وَلٰـكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّيْ لَاَ مْلَئَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَا لنَّا سِ اَجْمَعِيْنَ

“Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)nya, tetapi telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku, “Pasti akan Aku penuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama.”
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 13)

2. Orang orang beriman selalu menunjukkan ketaatan pada Allah swt

اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰ يٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ

“Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri.”
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 15)

3. Peringatan yang sangat penting

وَ جَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِا لْحَـقِّ ۗ ذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.”
(QS. Qaf 50: Ayat 19)

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ ۗ ذٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيْدِ

“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan.”
(QS. Qaf 50: Ayat 20)

وَجَآءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَآئِقٌ وَّشَهِيْدٌ

“Setiap orang akan datang bersama (malaikat) penggiring dan (malaikat) saksi.”
(QS. Qaf 50: Ayat 21)

4. Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang waktu kembali ke pengakuan ilahi

Al-An’am, ayat 60-62
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (60) وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ (61) ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ أَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ (62)

Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kalian pada siang hari untuk disempurnakan umur (kalian) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kalian kembali, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang dahulu kalian kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepada kalian malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman, bahwa Dia mewafatkan hamba-hamba-Nya dalam tidur mereka di malam hari. Pengertian wafat ini merupakan wafat kecil (tidur), seperti yang disebutkan oleh Allah (Subhanahu wa Ta’ala) dalam ayat lain, yaitu:

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ

(Ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku.” (Ali Imran: 55)

{اللَّهُ يَتَوَفَّى الأنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الأخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى}

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. (Az-Zumar: 42)

Allah menyebutkan dalam ayat ini dua jenis kewafatan, yaitu wafat besar dan wafat kecil. Hal yang sama disebutkan pula oleh Allah dalam ayat ini (Al-An’am: 60) —yaitu wafat kecil dan wafat besar— melalui firman-Nya:

{وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ}

Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari. (Al-An’am:60)

Yakni Allah mengetahui mata pencaharian yang kalian kerjakan di siang hari. Kalimat ini merupakan jumlah mu’taridah (kalimat sisipan) yang menunjukkan pengertian bahwa pengetahuan Allah meliputi semua makhluk-Nya pada malam hari dan siang hari mereka, yakni di waktu mereka diam dan di waktu mereka bergerak, semuanya terliputi oleh pengetahuan Allah. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ}

Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antara kalian yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. (Ar-Ra’d: 10)

Tinggalkan Balasan

Search