Memberikan hati yang terbaik berarti menghadirkan cinta, kasih sayang, dan kepedulian kepada sesama dengan tulus dan tanpa pamrih. Ini adalah bentuk manifestasi dari keimanan yang sejati, sebagaimana yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
Ayat ini mengajarkan bahwa tanda cinta kepada Allah adalah dengan mengikuti ajaran Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan salah satu ajaran terpenting beliau adalah menebarkan kasih sayang kepada seluruh makhluk.
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki kasih sayang.” (HR. Bukhari, dalam Adabul Mufrad)
Dalam riwayat lain, Rasulullah saw juga bersabda:
“Sayangilah siapa yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu.” (HR. Tirmidzi, no. 1924, hasan shahih)
Makna Memberikan Hati yang Terbaik
Memberikan hati yang terbaik tidak selalu bermakna memberi materi, tetapi lebih dari itu: memberi rasa aman, memberi waktu, dan memberi perhatian. Beberapa cara untuk membagikan hati yang terbaik antara lain:
Memberikan perhatian dan empati kepada orang lain
Menjadi pendengar yang baik, hadir saat orang lain membutuhkan, dan tidak menghakimi merupakan bentuk empati yang dalam.
Mengucapkan kata-kata yang lembut dan penuh kasih
Allah berfirman kepada Nabi Musa dan Harun saat diutus kepada Firaun:
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut.” (QS. Thaha: 44)
Bahkan kepada orang sekejam Firaun pun, diperintahkan untuk berbicara dengan lembut. Maka apalagi terhadap saudara dan sesama muslim.
Membantu orang lain dengan tulus dan ikhlas
Rasulullah saw bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad, no. 23408, hasan)
Dampak Memberikan Hati yang Terbaik
Dengan membagi hati yang terbaik, kita tidak hanya membuat orang lain merasa dicintai, tetapi juga menciptakan kehidupan yang lebih tenang dan damai. Dampak positif dari membagi hati yang terbaik adalah:
Meningkatkan hubungan dengan Allah dan sesama manusia
Ikatan batin yang terjalin karena cinta dan kasih sayang mendekatkan kita kepada Allah, karena Allah mencintai hamba-Nya yang berakhlak mulia.
Membangun masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kasih
Kasih sayang dan empati adalah pondasi penting dalam membangun komunitas yang sehat, damai, dan saling mendukung.
Mendapatkan cinta dan rahmat Allah
Sebagaimana sabda Rasulullah:
“Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Ar-Rahman (Allah Yang Maha Penyayang).” (HR. Abu Daud, no. 4941, hasan shahih)
Meneladani Rasulullah dalam Memberi Hati yang Terbaik
Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam hal ini. Beliau memberikan hatinya kepada umatnya, bahkan menangis karena memikirkan keselamatan umatnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan:
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, penyayang dan penyantun terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah: 128)
Doa dan Harapan
“Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad, wa ‘ala aali Sayyidina Muhammad.”
Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarga beliau.
“Yaa Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu kebangkitan bagi semua makhluk.” (HR. Abu Dawud, no. 5068)
“Yaa Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat bagi diriku dan orang lain, rezeki yang halal, dan amal yang diterima di sisiMu dan mendapatkan ganjaran yang baik.”
“Rabbana taqabbal minna, innaka antas sami’ul ‘alim.”
Ya Allah, terimalah amalan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Mari terus berusaha menjadi pribadi yang memberikan hati terbaik bagi orang lain. Sebab, hati yang terbaik adalah hati yang tulus mencintai karena Allah, memberi tanpa pamrih, dan tidak lelah menyayangi makhluk-Nya.
Aamiin. (*)
