”Islam is the most beautiful gift. With it, mortal life feels meaningful, and the afterlife becomes a real goal”
“(Islam adalah anugerah terindah. Dengannya, hidup yang fana terasa bermakna, dan akhirat menjadi tujuan yang nyata)”
Islam adalah agama yang penuh kemudahan dan solusi, menjamin ketenangan bagi pemeluknya dalam menghadapi segala takdir. Allah SWT berfirman,
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Artinya:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Qs. Al-Baqarah: 185)
Cara pandang seorang Muslim terhadap kehidupan selalu optimis karena semua kembali pada rahmat Allah.
Dua Sisi Rahmat Ilahi
1. Jika kamu disenangi orang, itu tanda ridha Tuhan.
Ini adalah karunia dan pertanda kebaikan. Dalam hadis, Dari Abu Hurairah meriwayatkan: Nabi Shallallahu Alaihi wassalam bersabda,
إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ، قَالَ: فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ، وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ: إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ، قَالَ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ، قَالَ: فَيُبْغِضُونَهُ، ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ
Artinya:
“Sungguh, jika Allah Ta’ala mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril seraya berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mencintai polan, maka cintailah dia.’ Lantas Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril menyeru di langit, Sesungguhnya Allah mencintai polan, maka cintailah dia.’ Lantas penduduk langit pun mencintainya. Kemudian dia diberikan penerimaan (dijadikan dicintai) di muka bumi. Sebaliknya, jika Allah membenci seorang hamba, Dia memanggil Jibril seraya berfirman, ‘Sesungguhnya Aku membenci polan, maka bencilah dia.’ Lantas Jibril pun membencinya. Setelah itu, Jibril menyeru di penduduk langit, Sesungguhnya Allah telah membenci polan, maka bencilah dia. Lantas penduduk langit pun membencinya. Kemudian dia dijadikan dibenci di muka bumi.” (HR.Muslim No. 2637)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa ketika Allah mencintai seorang hamba, Dia memberitahukan hal itu kepada Jibril. Jibril kemudian memberitahukannya kepada seluruh penghuni langit, yang kemudian juga akan mencintai hamba tersebut. Setelah itu, penerimaan dan cinta terhadap hamba tersebut akan ditetapkan di bumi oleh manusia.
2. Jika kamu digunjing orang, itu tanda dosamu berkurang.
Meskipun ghibah (menggunjing) adalah dosa besar bagi pelakunya, bagi orang yang dighibahi, itu menjadi ladang pahala. Rasulullah SAW menggambarkan orang yang bangkrut di hari kiamat sebagai orang yang membawa pahala salat, puasa, dan zakat, namun juga membawa dosa mencaci, menuduh, memakan harta, dan menumpahkan darah orang lain. Maka kebaikannya diberikan kepada yang dizalimi.'” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya dalam sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ n قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Artinya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?” Para Sahabat Radhiyallahu anhum menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka.” (HR. Muslim No. 2581)
Jadi, gunjingan itu hakikatnya adalah sedekah pahala dari penggunjing kepadamu, sehingga dosamu tertebus.
Oleh sebab itu, dalam setiap peristiwa, baik disanjung maupun dicela, seorang Muslim hendaknya senantiasa berada dalam bingkai rahmat Allah. Ketaatan membawa pada kecintaan-Nya dan sesama, sementara kesabaran atas fitnah justru mengurangi beban dosa di akhirat. Inilah indahnya Islam, selalu menawarkan jalan kebaikan dan solusi terbaik.
Semoga bermanfaat.
