Dua putra-putri Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Mangundikaran Utara, M. Roissudin, berhasil mencuri perhatian publik dan dewan juri dalam ajang Lomba Pidato Hari Santri Nasional (HSN) 2025 Kabupaten Nganjuk. Keduanya, Zafrand Rais Al Alawi dan Raisa Arrusya Izzaturramadhani, sukses membawa pulang dua piala bergengsi setelah tampil memukau di Pendopo Kabupaten Nganjuk, Selasa (4/11/2025).
Zafrand Rais Al Alawi, siswa kelas 4 SD Muhammadiyah, yang juga sekaligus Santri Rumah Tahfid Quran Aisyiyah Nganjuk berhasil meraih Juara 1 Lomba Pidato Bahasa tingkat Ula (SD/MI).
Dalam penampilannya, Santri TPQ Masjid Agung Baitussalam Nganjuk membawakan pidato berjudul “Spirit Santri Menuju Peradaban Global” dengan pembukaan yang khas: lantunan geguritan dan syair bertema santriyang membuat suasana hening berubah haru.
Dengan intonasi yang tegas, penghayatan mendalam, serta dinamika yang seimbang, Zafrand mampu memukau dewan juri dan penonton.
“Alhamdulillah seneng, tahun lalu Juara 2, sekarang Juara 1,” ujarnya penuh syukur seusai menerima piala di acara puncak HSN 2025.
Sementara sang kakak, Raisa Arrusya Izzatur Ramadhani, siswa kelas 11 MAN 2 Nganjuk sekaligus santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Quran Sonopatik Berbek, tampil tak kalah menawan. Ia meraih Juara 2 Lomba Pidato Bahasa tingkat ‘Ulya (SMA/MA/SMK) dengan tema “Spirit Santri Menyongsong Estafet Kepemimpinan Global.*
Dalam pidatonya, Raisa menyoroti figur KH. Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan keduanya figur santri yang memadukan keilmuan dan perjuangan kebangsaan, sekaligus pencetak pemimpin dan garda terdepan dalam menjaga Moral Anak bangsa.
“KH Hasyim dengan ribuan Pondok Pesantren sedang KH Dahlan dengan Ribuan Sekolah dan Perguruan Tingginya banyak melahirkan kader Ulama da Kader Bangsa,” dalam salah satu uraian pidatonya
Ia menggambarkan peran pesantren dalam membangun bangsa melalui pendidikan, sembari menukil kisah Jepang yang bangkit pasca-bom Hiroshima berkat investasi besar di dunia pendidikan.
“Santri masa kini harus menjadi agen peradaban, bukan sekadar penjaga tradisi,” tegas Raisa dalam salah satu bagian pidatonya yang disambut tepuk tangan meriah.
Raisa juga dikenal aktif dan berprestasi dalam berbagai kompetisi. Sebelumnya, ia berhasil meraih Juara 2 Speech Contest tingkat SMA, MA, dan SMK se-Kabupaten Nganjuk, serta menyabet medali perunggu pada Kejuaraan Open Invitasi Pencak Silat 2023 di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. “Bersyukur dan terus belajar untuk hasil yang lebih maksimal,” ucap Raisa dengan rendah hati.
Keduanya dinilai tampil dengan penjiwaan tinggi dan substansi pidato yang relevan dengan semangat Hari Santri. “Mereka mampu menghidupkan nilai-nilai santri dalam konteks globalisasi. Sangat inspiratif,” ujar salah satu dewan juri memberikan komentar.
Kemenangan kakak beradik ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar Muhammadiyah Nganjuk. Bagi sang ayah, M. Roissudin, capaian anak-anaknya bukan hanya soal juara, tetapi juga bukti nyata bahwa nilai-nilai keislaman, kecintaan pada ilmu, dan semangat perjuangan dapat tumbuh subur dalam keluarga santri.
Dari Pendopo Kabupaten Nganjuk, semangat dua santri muda ini menjadi simbol bahwa anak-anak Muhammadiyah siap mewarnai masa depan bangsa dengan akhlak, prestasi, dan dedikasi. (red)
