Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur mengadakan Pelatihan Perawatan Jenazah Perspektif Tarjih dan Rapat Pleno dengan tema “Penguatan Sinergi Antar Majelis dan Lembaga” di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jatim, Surabaya, Sabtu (30/8/2025).
Acara ini dihadiri oleh seluruh Pimpinan Harian, Ketua dan Anggota BPP PWA Jatim. Acara dibuka oleh ketua PWA Jatim.
Ketua PWA Jatim Dra. Rukmini, MAP, dalam sambutannya menekankan pentingnya memahami dan mengikuti hasil keputusan tarjih yang merupakan hasil maksimal dari seluruh pakar keilmuan terutama di bidang agama.
“Agama bukan urusan enak dan tidak, tapi urusan ketundukan kepada Allah dan Rasul-Nya,” ujarnya.

Rukmini juga membagikan pengalamannya dalam memandikan jenazah, mengkafani jenazah dengan kain kafan yang sesuai dengan syariat Islam, dan menshalatkan. Beliau menekankan pentingnya kerja sama dan pembagian tugas dalam mengurus jenazah, serta kewajiban shalat jenazah bagi yang hadir.
“Bahkan Rasulullah SAW mempraktikkan shalat jenazah di kubur ketika tidak hadir saat shalat jenazah di masjid,” tegasnya.
Rukmini berharap agar tim perawatan jenazah dapat memberikan arahan edukasi kepada keluarga jenazah dan melibatkan keluarga dalam proses pengurusan jenazah.
Dalam Akhir sambutannya, Rukmini berpesan agar mengamalkan ahkamul khamsah (lima hukum Islam) sebagai indikator kesolehan, termasuk mengerjakan yang wajib, meninggalkan yang haram, dan memilih yang lebih baik dalam perkara mubah.
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan bersinergi dengan Majelis Kesejahteraan Sosial dan Majelis Kesehatan PW Aisyiyah Jatim. Kegiatan ini sekaligus sebagai RTL dari pelatihan perawatan jenazah PP Aisyiyah sebulan lalu yang sudah diikuti oleh Dr Istikomah, MAg dan Rohmatul Ummah, MPdI.
Pelatihan diawali dengan Diskusi Panel yang dipandu oleh Sekretsris MTK PWA Jatim, Umi Thohiroh, MH.
Adapun materi “Fiqih Perawatan Jenazah Perspektif Tarjih” disampaikan oleh Dr. Istikomah, MAg. Sedangkan ‘Perawatan Jenazah Dalam Perspektif Kesehatan” oleh dr. Sophiati Sutjahjani, M.Kes dan dan ” Pedoman Tim Perawatan Jenazah dan Ta’ziah ‘Aisyiyah ( TPJTA)” oleh Prof .Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si.
Dr Istikomah mengungkapkan sistematika perawatan jenazah sesuai Tarjih dimulai dengan persiapan menghadapi sakaratul maut, tuntunan kepada orang yang sakaratul maut
“Setelah dinyatakan meninggal maka kewajiban kita adalah merawat atau pemulasaraan jenazah dengan diawali dengan memandikan, mengkafankan, mensholatkan, dan menguburkan,” ungkapnya.
Dalam pelatihan ini, peserta sangat antusias ketika sesi praktik langsung yang dipimpin oleh Dra. Rohmatul Ummah, M.Pd.dibantu Tim memandikan Dra Zainab Nailiyah dan Muawanah dan Tim Mengkafani Tim mengkafani Nurul Hidayah, MPdI dan Lu’lulul Islamiyah, S.Pd.I Dan Yanik Purwanti, SST maju sebagai relawan jenazah.
Rohmatul Ummah MPd, menjelaskan prinsip umum dalam memandikan jenazah adalah harus dimandikan oleh orang yang sejenis, boleh beda jenis apabila itu suami istri, memiliki pengetahuan tentang memandikan jenazah, amanah, menutup aurat berbusana muslim -muslimah, tidak dalam posisi keramaian. Sebelumnya sudah disiapkan semua perangkat yang dibutuhkan. Mulai dari daun bidara atau daun kelor, kapur barus, sabun, sampo, sisir, handuk, kain basahan, dan air yang bersih.
“Memandikan jenazah dimulai dari ujung atas kepala, anggota tubuh yang kanan. diratakan air. Sebaiknya ada tiga orang dalam memandikan. Pertama bertugas membasahi dengan air jernih , lanjut digosok lembut. Kedua bertugas memegang / meninggikan kepala meninggikan,” ujarnya.
Sedangkan ketiga bertugas mengeluarkan kotoran dari perutnya. lalu dibaringkan. Sisi bagian kotor dibersihkan secara bersih. pertama menggunakan air jernih biasa, yang kedua dengan daun bidara. ketiga dengan kapur barus tujuannya biar keset.
Acara semakin seru ketika Yanik Purwanti, SST maju sebagai relawan jenazah untuk dikafani. Rohmatul Ummah dan tim melanjutkan peragaannya mengkafani jenazah.
“Kain kafan dipilih berwarna putih. Mayat laki-laki dikafani dengan 3 lembar ( 2 kain bawahan & 1 lembar posisi dalam ). Kafan Mayat perempuan menggunakan 5 lembar (2 lembar kain yang lebar, 1 lembar kain jarit, 1 lembar baju kurung, dan 1 Lembar kerudung). Menyiapkan tali pengikat 3, 5 atau 7 yang diletakkan di bawah kain . Setelah selesai dibungkus diberi wangi-wangian,” ungkapnya.
PLENO Penguatan Sinergi Antar Majelis dan Lembaga “SATU VISI BANYAK AKSI ”
Sementara itu, rapat pleno ke IX PWA Jatim ini dipimpin langsung oleh Sekretaris PWA Jatim Dr Nur Mukaromah SKM, MKes. Ia memaparkan tentang latar belakang, tujuan dan alur pelaksanaan sinergi antar majelis lembaga dan kolaborasi dengan mitra.
“Tujuan bersinergi antar majelis -lembaga ini untuk meningkatkan dampak kegiatan organisasi, menghindari tumpang tindih program sehingga bisa melaksanakan efisiensi sumber daya untuk mewujudkan visi ‘Aisyiyah secara komprehensif,” tegasnya.
Acara diakhiri dengan diskusi dan rencana tindak lanjut (RTL) yang dipandu oleh Wakil Sekretaris PWA Jatim, Asmawati Rosyidah SH MPd. Bu Wati secara gesit langsung mengkomando peserta dari semua majelis dan lembaga untuk membentuk tim koordinasi sinergi antar majelis – lembaga , dengan mengirim 2 perwakilan dari tiap majelis/lembaga.
Perwakilan ini langsung bertemu memetakan program lintas majelis – lembaga yang bisa dikolaborasikan, membuat jadwal pelaksanaan kegiatan , menetapkan jadwal evaluasi terpadu, berkala dan mekanismenya serta merencanakan pembuatan laporan dan dokumentasi dan capaian hasil pada korbid/PH/PWA. (dwi purwati)
