Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menganugerahkan kepada kita berbagai macam kenikmatan dan rahmat, sehingga kita dapat menunaikan kewajiban untuk melaksanakan perintah-Nya.
Selawat serta salam marilah senantiasa kita sampaikan kepada Nabi Agung Muhammad shalallahu alaihi wasallam, juga kepada keluarga, sahabat-sahabat beliau, dan insya Allah keberkahannya melimpah kepada kita semua, kaum muslimin hingga akhir zaman.
Semoga kita tercatat sebagai umatnya yang setia mengikuti ajaran-ajarannya.
Setiap waktu, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan terus istiqamah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Betapa pentingnya takwa telah ditekankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Maryam ayat 63:
“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.”
Ayat tersebut menunjukkan bahwa surga merupakan balasan tertinggi yang disediakan bagi mereka yang menjalani hidup dalam ketakwaan.
Lalu, apa urgensi takwa bagi umat manusia sehingga Allah begitu serius memperingatkan kita untuk bertakwa?
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 194:
“Bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
Dari ayat ini jelas tergambar bahwa takwa adalah bekal utama agar Allah senantiasa menyertai kita dalam setiap langkah kehidupan. Dengan takwa, kita akan memperoleh pertolongan dan bimbingan dari-Nya.
Dalam salah satu hadis riwayat Muslim disebutkan:
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Segala urusannya adalah baik. Jika mendapat kesenangan, ia bersyukur; itu baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, ia bersabar; itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa ciri utama seorang mukmin sejati adalah ketaatan total kepada Allah dan Rasul-Nya, serta kemampuan menjaga semangat ishlah—membangun kedamaian dan hubungan baik dengan sesama, berlandaskan ketakwaan.
Tidaklah nama Allah disebutkan kecuali hati mereka bergetar—takut terhadap azab-Nya, dan penuh harap akan rahmat dan ampunan-Nya.
Selain takwa, sikap syukur juga merupakan karakter agung yang harus dimiliki seorang muslim. Orang yang pandai bersyukur atas segala ketetapan Allah akan beruntung, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 144:
“Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Menurut Tafsir Al-Wajiz, ayat ini diturunkan ketika tersiar kabar bahwa Nabi Muhammad wafat dalam Perang Uhud. Sebagian pasukan muslim yang imannya lemah meninggalkan medan perang, bahkan ada yang kembali kafir. Allah lalu menegaskan bahwa Rasulullah hanyalah manusia yang suatu saat pasti akan wafat.
“Apakah jika Rasul itu wafat atau dibunuh kalian akan berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik, maka ia tidak merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Ayat ini mengajarkan bahwa mereka yang tetap bersyukur—yakni tetap teguh dalam keimanan dan melaksanakan tugas meskipun dalam ancaman—akan mendapatkan balasan terbaik dari Allah.
Maka, takwa dan syukur adalah dua bekal utama dalam menjalani kehidupan. Dengan keduanya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menjaga dan membimbing langkah hidup kita. Takwa dan syukur juga merupakan predikat agung yang disematkan kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersandar dan berharap hanya kepada-Nya.
Insyaa Allah, dengan takwa dan syukur yang terus kita pelihara, kita akan berada dalam bimbingan dan lindungan-Nya, serta mendapatkan balasan terbaik di akhirat kelak: surga yang abadi.
Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin. (*)
