Penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M tidak hanya menjadi momentum ibadah akbar umat Islam, tetapi juga mencerminkan terobosan besar dan reformasi sistemik dalam layanan jemaah Indonesia. Hal itu terangkum dalam rumusan Formula 5BPH: 5 Terobosan Baru (5B), 5 Progresivitas Layanan (5P), dan 5 Harapan Masa Depan (5H).
Formula ini dipaparkan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam Rapat Evaluasi Nasional di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama RI, Senin (14/7/2025).
“Formula 5BPH ini bukan hanya refleksi atas capaian tahun ini, tapi juga arah strategis dalam membangun sistem haji yang lebih efisien, transparan, dan berdampak,” ujar Menag.
5B – Lima Terobosan Baru Penyelenggaraan Haji 2025
1. Penurunan BPIH
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun ini berhasil turun dari rata-rata Rp. 93,4 juta (2024) menjadi Rp. 89,4 juta, sejalan dengan komitmen efisiensi dan arahan Presiden Prabowo.
2. Pemutusan Monopoli Layanan
Untuk pertama kalinya, layanan haji melibatkan 8 perusahaan (syarikah) sekaligus, menghindari praktik monopoli dan membuka kompetisi sehat antar penyedia layanan di Arab Saudi.
3. Transparansi Haji Khusus
Pemerintah mengumumkan daftar jemaah haji khusus yang berhak melunasi biaya secara terbuka pada 23 Januari 2025, menindaklanjuti rekomendasi DPR agar kuota haji khusus diawasi publik.
4. Inovasi Pembayaran Dam
Jemaah kini bisa membayar Dam melalui dua jalur: Program Adahi di Tanah Suci dan BAZNAS di Indonesia. Tercatat Rp. 21,2 miliar terkumpul untuk 8.451 dam melalui BAZNAS.
5. Kolaborasi Tiga Maskapai
Garuda Indonesia, Lion Air, dan Saudi Airlines bersama melayani jemaah haji tahun ini dengan rata-rata on time performance (OTP) di atas 95%, meningkatkan efisiensi penerbangan haji.
5P – Lima Progresifitas Layanan Haji yang Meningkat
1. Ekosistem Ekonomi Haji Meningkat Tajam
Ekspor bumbu nusantara naik dari 16 ton (2023) menjadi 475 ton (2025). Makanan siap saji dari Indonesia pun melonjak dari 1,7 juta boks menjadi 3,7 juta boks.
2. Skema Murur untuk Lansia dan Risti
Layanan murur, perpindahan jemaah dari Arafah ke Mina tanpa turun di Muzdalifah, meningkat dari 51 ribu menjadi 59 ribu jemaah, meringankan fisik jemaah lansia.
3. Kawal Haji dan WA Center
Inovasi digital seperti Aplikasi Kawal Haji, WhatsApp Center, dan Call Center Haji mempercepat respons atas keluhan dan kebutuhan jemaah selama di Tanah Suci.
4. Fast Track di Tiga Embarkasi
Proses keimigrasian Arab Saudi kini bisa dilakukan di Jakarta, Surabaya, dan Solo, membuat perjalanan jemaah lebih cepat dan nyaman sejak dari tanah air.
5. Integrasi Sistem Kesehatan Siskohat
Siskohat telah terintegrasi dengan sistem data pasien (IPS) Kementerian Kesehatan dan telah bersertifikasi ISO 27001. Petugas kini dapat mengakses riwayat medis jemaah secara real-time.
5H – Lima Harapan untuk Masa Depan Penyelenggaraan Haji
1. Percepatan Regulasi Haji
Kemenag berharap UU Haji bisa direvisi segera untuk mendukung pembentukan Badan Penyelenggara Haji sebagaimana amanat Perpres No 154 Tahun 2024.
2. Transisi Lembaga yang Mulus
Proses peralihan penyelenggara haji dari Kemenag ke badan baru harus berjalan cepat dan tanpa mengganggu layanan jemaah.
3. Responsif terhadap Kebijakan Saudi
Indonesia diharapkan menjadi pelopor dalam menjawab transformasi layanan digital dan kebijakan penyelenggaraan haji yang terus berubah di Arab Saudi.
4. Penguatan Istitha’ah Kesehatan
Perhatian terhadap syarat kesehatan (istitha’ah) harus ditingkatkan, meski angka kematian jemaah menurun. Fiqih at-taysir (kemudahan) tetap harus berpadu dengan kesiapan fisik.
5. Haji yang Berdampak Spiritual dan Ekonomi
Haji bukan hanya ibadah, tapi harus membawa pulang ketakwaan, wawasan keislaman lintas bangsa, dan kontribusi ekonomi melalui penguatan industri halal dan UMKM haji.
“Inilah warisan yang ingin kami tinggalkan: sistem haji yang semakin transparan, berkeadilan, dan maslahat,” tutup Menag Nasaruddin. (afifun nidlom).
