Khotbah Jumat: Iman yang Mencerdaskan

www.majelistabligh.id -

Oleh: Afifun Nidlom, S.Ag., M.Pd., M.H.
(Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jatim)

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِسْلاَمِ وَالتَّقْوَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ يُحْسِنُ لِلْمُتَّقِيْنَ الْعُقْبَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا، يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Setiap muslim wajib untuk menguasai dan memiliki keunggulan dalam kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena hal itu sarana kehidupan yang penting untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Setiap muslim harus memiliki sifat-sifat ilmuwan, yaitu: kritis, terbuka menerima kebenaran dari manapun datangnya, serta senantiasa menggunakan daya nalar. Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian tidak terpisahkan dengan iman dan amal shalih yang menunjukkan derajat kaum muslimin dan membentuk pribadi ulil albab.

Kaum muslimin memercayai bahwa ilmu pengetahuan dapat dicapai oleh indra dan rasio atau akal. Indra dan rasio sebagai sarana yang amat penting, serta nikmat yang amat besar yang dianugerahkan Allah SWT kepada manusia, untuk mengetahui dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Dengan itu, manusia dapat menangkap ketentuan-ketentuan dan rahasia-rahasia yang tersimpan di alam raya ini. Dapat menjadi bukti yang paling valid atas keberadaan Allah SWT, yang telah menciptakan seluruh semesta alam ini dengan sebaik-baiknya.

Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl/16: 78,

وَٱللَّهُ أَخۡرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفۡئِدَةَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Dan firman Allah dalam surat al-Isra’/17: 36,

وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسْؤُولًا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Akal dan rasio merupakan sarana yang paling besar untuk membantu manusia membangun dunia serta menjalankan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi sesuai dengan yang diridlai Allah SWT.

Nenek moyang kita, Adam ‘alayhis salam telah membuktikan keunggulannya dibandingkan para malaikat karena ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Allah mengajarkan nama-nama kepada nabi Adam ‘alayhissalam, lalu ia mampu mendemonstrasikan ilmu yang didapat. Ini adalah hikmah yang besar yang Allah ingin tunjukkan, termasuk kepada para malaikat.

Meskipun manusia diberikan dua sumber ilmu pengetahuan berupa akal dan rasio, namun bagi muslim harus memercayai ada sumber lain untuk ilmu pengetahuan, bahkan sumber ini lebih tinggi dari dua sumber tadi, karena dapat meluruskan kesalahan dua sumber tersebut jika salah atau menyimpang. Sumber ketiga itu adalah wahyu Ilahi.

Anugerah Indra merupakan perangkat kognitif, menuntun manusia untuk mengetahui diri sendiri, alam di sekitarnya, mengetahui asal, kembali dan misi yang diembannya. Akal sebagian ada yang lebih baik dari yang lain.

Indra manusia mempunyai keterbatasan tersendiri, menjadi sumber ia keliru. Ini terjadi pada semua indra, hingga indra yang paling kuat, mata. Misalnya, mata melihat suatu bayangan sebagai sesuatu yang diam, padahal ia bergerak. Melihat fatamorgana, menyangkanya sebagai air, namun ketika didekati ternyata bukan. Demikian juga ketika ia melihat sesuatu yang sebenarnya besar tapi tampak kecil, karena letaknya yang jauh. Seperti bintang di langit.

Limit indra manusia dalam dunia modern dapat dibuktikan. Misal mata, organ yang bereaksi terhadap cahaya dan dapat membedakan sekitar 10 juta warna. Mata normal manusia umumnya dapat mendeteksi panjang gelombang cahaya dari 380 sampai 750 nanometer, atau dalam frekuensi cahaya antara 400-790 terahertz. Jangkauan indra pendengaran manusia untuk dapat menangkap suara, limit bawah 20 hertz hingga batas atas sekitar 20.000 hertz.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Allah menganugerahkan perangkat yang lebih tinggi, yaitu akal. Ia dapat meluruskan kesalahan indra. Dengan rasio itu manusia dapat memahami segala yang dapat dipahaminya. Seperti perhitungan matematis, pokok-pokok pemikiran dan segala hal selain bentuk-bentuk parsial yang dapat diindra.

Meski demikian, akal manusia memiliki kelemahan, untuk membedakan mana yang hakiki dan mana yang ilusi, antara yang yakin dengan praduga dapat dipengaruhi oleh ketergesa-gesaan, kesombongan, hawa nafsu, lingkungan sekitar, warisan keagamaan dan lain sebagainya. Anehnya, yang mengetahui kekurangan akal ini adalah akal juga.

Oleh karena itu, akal, menurut Muhammad Abduh, membutuhkan teman yang dapat menuntunnya melewati persimpangan jalan ini, sehingga tidak tergelincir, yaitu wahyu Ilahi. Inilah yang diisyaratkan oleh Allah SWT bahwa jalan kebenaran itu harus berdasarkan bashirah, sehingga dapat meyakinkan ketika mengajak orang lain, surat Yusuf/12: 108,

قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kebenaran Islam dapat dianalisis dari dalil-dalil, baik dari al-Qur’an maupun Sunnah serta sejarah perkembangan Islam. Telah diakui oleh beberapa pihak, yang bukan beragama Islam. Ambil contoh, Dr Mouris Bokay, ahli kandungan, dalam penelitiannya tentang kandungan, janin dalam rahim ibu itu berada dalam tiga lapis yang sangat kuat.

Dengan penelitiannya itu, mengantarkan Dr Mouris memperoleh hidayah Allah, masuk Islam. Dan itu ternyata ketika ia membaca al-Qur’an ia jumpai dalam surat az-Zumar ayat 6,

خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ

Dia (Allah) menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Dr Mouris Bokay mengatakan, “al-Qur’an tidak pernah ketinggalan dengan penemuan ilmu pengetahuan, bahkan al-Qur’an itu sendiri sumber ilmu pengetahuan”. Masih banyak contoh lain terkait kebenaran agama Islam. Syekh Jauhari Thanthawi dalam tafsirnya yang diberi nama dengan Tafsir Thanthawi, menguraikan ayat-ayat ilmiah, dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga ada yang berkomentar, bahwa dalam tafsir ini semua ilmu ada, kecuali tafsir.

Semoga dengan warisan-warisan ilmu pengetahuan dan semangat dari para ilmuwan muslim terdahulu serta perkembangan ilmu pengetahuan masa modern ini, menjadikan setiap muslim memiliki iman yang mencerdaskan bukan hanya untuk spiritual pribadi, namun untuk kemaslahatan peradaban umat manusia. Semoga khutbah yang singkat ini berguna dan bermanfaat untuk kehidupan kita bersama. Amiin.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالْآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا طَيِّبًا فِيْهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Tinggalkan Balasan

Search