Pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid adalah sosok pemuda yang memiliki kedekatan spiritual mendalam dengan masjid, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara hati. Ia akan selalu rindu dan berusaha untuk berada di masjid, baik untuk salat berjamaah, berzikir, maupun menghadiri kajian agama. Karakteristik utama dari pemuda seperti ini adalah semangat untuk memakmurkan masjid dan tidak terpengaruh oleh urusan duniawi sehingga tetap istikamah beribadah.
Ungkapan “pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid” berasal dari sabda Nabi Muhammad ﷺ tentang tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari yang tiada naungan selain naungan-Nya.
Hadis ini menjadi penguat bahwa pemuda yang menjadikan masjid sebagai pusat hidupnya akan mendapat naungan Allah di hari kiamat.
Karakteristik Utama
* Kecintaan pada tempat ibadah: Masjid bukan sekadar bangunan, tapi pusat spiritual, sosial, dan pendidikan.
* Konsistensi dalam ibadah: Ia menjaga shalat berjamaah, hadir dalam kajian, dan aktif dalam kegiatan masjid.
* Komitmen sejak muda: Ia tidak menunggu tua untuk taat, tapi menjadikan masa muda sebagai ladang amal.
* Kehadiran yang membangun: Ia bukan hanya datang, tapi ikut merawat, menghidupkan, dan memakmurkan masjid.
Ciri-ciri pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid:
– Hatinya selalu rindu masjid:
Meskipun sedang tidak di masjid, hatinya seolah-olah tetap “bergantung” di masjid, seperti lampu yang tergantung di masjid.
– Memakmurkan masjid:
Berusaha untuk salat berjamaah, iktikaf, membaca Al-Qur’an, dan aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan lainnya di masjid.
– Tidak tergoda urusan dunia:
Jual beli dan urusan duniawi lainnya tidak mengalahkan keinginan untuk pergi ke masjid.
– Mendukung kemakmuran masjid:
Turut serta dalam mendukung pembangunan dan kegiatan masjid lainnya, seperti pendidikan agama.
– Memiliki kedekatan spiritual dengan Allah:
Merasa takut hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain, dan menjadikan masjid sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Keutamaan bagi pemuda seperti ini:
– Mendapat naungan di hari kiamat:
Salah satu dari tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat kelak, di mana tidak ada naungan selain naungan-Nya.
– Menjadi teladan:
Menjadi teladan bagi sesama muslim karena ketulusan iman dan amal perbuatannya yang luhur.
Masjid sebagai Kompas Hidup
Bayangkan masjid sebagai kompas rohani yang selalu menunjukkan arah ridha Allah. Pemuda yang hatinya terpaut padanya:
* Menjadikan masjid sebagai titik awal dan akhir perjalanan harinya.
* Menyusun prioritas hidup berdasarkan nilai-nilai yang ia pelajari di dalamnya.
* Menjadikan masjid sebagai tempat bertumbuh, bukan sekadar singgah.
Tidak ada ayat Al-Qur’an yang secara eksplisit menyebut “pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid,” namun ada ayat-ayat yang menggambarkan semangat pemuda beriman dan orang-orang yang memakmurkan masjid sebagai bentuk keteladanan spiritual.
Berikut adalah ayat-ayat yang relevan dan bisa menjadi landasan reflektif
Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Menggambarkan Pemuda Beriman dan Kecintaan pada Masjid
1. Pemuda Beriman: Kisah Ashabul Kahfi
QS.Al-Kahfi: 13
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
Artinya: Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka.
Ayat ini menggambarkan pemuda yang berani mempertahankan iman di tengah tekanan lingkungan. Mereka memilih pengasingan demi menjaga tauhid, menjadi simbol keberanian spiritual.
2. Memakmurkan Masjid: Tanda Keimanan
QS.At-Taubah: 18
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ayat ini menegaskan bahwa memakmurkan masjid adalah ciri orang beriman. Pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid termasuk dalam golongan ini—ia menjadikan masjid sebagai pusat ibadah, ilmu, dan amal.
3. Pemuda Yusuf: Menjaga Kesucian Diri
QS. Yusuf:33
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ اَحَبُّ اِلَيَّ مِمَّا يَدْعُوْنَنِيْٓ اِلَيْهِ ۚوَاِلَّا تَصْرِفْ عَنِّيْ كَيْدَهُنَّ اَصْبُ اِلَيْهِنَّ وَاَكُنْ مِّنَ الْجٰهِلِيْنَ
Artinya: (Yusuf) berkata, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika Engkau tidak menghindarkan tipu daya mereka dariku, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang-orang yang bodoh.”
Pemuda Nabi Yusuf AS memilih kesucian dan kehormatan daripada godaan dunia. Ini mencerminkan karakter pemuda yang menjadikan nilai spiritual sebagai kompas hidupnya, sejalan dengan semangat pemuda yang terpaut pada masjid. (*)
