*)Oleh: Syahrul Ramadhan, SH, M Kn, C.LQ.
Sekretaris LBH AP PD MUHAMMADIYAH LUMAJANG
Hidup seringkali diibaratkan sebagai sebuah permainan catur. Setiap bidak memiliki peran, langkah, dan strategi masing-masing. Ada raja, menteri, kuda, benteng, gajah, hingga pion. Setiap bagian memiliki tugas dan amanah sesuai posisinya. Namun, pada akhirnya, satu hal yang pasti menanti semua bidak di papan catur kehidupan: “Skakmat”—kematian.
Jika kita menganggap hidup ini seperti permainan catur, maka jabatan, kekuasaan, dan peran kita hanyalah sebuah titipan yang sifatnya sementara. Di atas papan catur, raja yang berkuasa, menteri yang berwibawa, hingga pion yang sederhana, semua akan diletakkan kembali dalam satu kotak yang sama ketika permainan selesai.
Begitulah kehidupan. Saat kematian datang, semua yang kita banggakan akan dilepaskan, dan yang tersisa hanyalah pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Jabatan Adalah Amanah Berat
Dalam Islam, jabatan bukan sekadar posisi atau kekuasaan, melainkan amanah yang kelak akan dipertanyakan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(QS. An-Nisa)
Rasulullah SAW juga mengingatkan tentang beratnya tanggung jawab sebuah jabatan:
“Sesungguhnya jabatan itu adalah amanah. Dan sesungguhnya jabatan itu pada hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya dengan hak dan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.”(HR. Muslim)
Hadits ini mengisyaratkan bahwa jabatan bukan soal kehormatan atau kebanggaan, melainkan beban pertanggungjawaban yang kelak bisa menjadi penyesalan jika disalahgunakan.
Papan Catur Kehidupan: Semua Akan Kembali ke Kotak yang Sama
Papan catur mengajarkan bahwa setiap langkah harus dipikirkan dengan bijak. Salah satu langkah yang ceroboh bisa menyebabkan kekalahan. Begitu pula dalam kehidupan, setiap keputusan yang diambil dalam jabatan berimplikasi besar pada orang lain. Keadilan, kejujuran, dan kepedulian menjadi kunci agar amanah itu tidak mencelakakan.
Namun, sehebat apapun strategi, secerdas apapun pergerakan, semua bidak akan kembali ke kotak yang sama setelah permainan usai. Demikian pula manusia, sehebat apapun jabatan dan kekuasaannya, saat kematian tiba, semua akan kembali ke tanah. Yang tersisa hanyalah amal perbuatan sebagai bekal di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan (kematian).”
(HR. Tirmidzi)
Mengingat kematian membuat seseorang lebih sadar bahwa jabatan hanyalah sarana untuk berbuat baik dan menebar manfaat. Kekuasaan tanpa mengingat kematian akan melahirkan kesewenang-wenangan.
Refleksi: Menjadi Pemimpin yang Amanah
Sebagaimana permainan catur, hidup ini penuh perhitungan. Namun, yang membedakan adalah tujuan akhirnya. Hidup bukan untuk menang mengalahkan orang lain, melainkan menjadi manusia yang bertanggung jawab atas amanahnya.
Allah SWT berfirman:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Ankabut)
Oleh karena itu, setiap jabatan yang diemban harus dijalankan dengan niat ibadah dan mencari ridha Allah. Terkait itu kita hanya pemain sementara di dunia ini. Ketika permainan berakhir, bukan siapa yang menjadi raja yang dipandang, melainkan seberapa baik kita menjalankan peran sesuai amanah yang Allah titipkan.
Papan catur mengajarkan bahwa segala sesuatu ada waktunya, ada giliran untuk maju, diam, atau mundur. Tapi yang pasti, setiap langkah akan dihisab. Jabatan adalah kehormatan di mata manusia, tetapi di hadapan Allah, ia adalah amanah yang berat pertanggungjawabannya.
Saat permainan kehidupan ini selesai, saat “skakmat” kematian menghampiri, semua akan kembali ke dalam satu liang kubur yang sama. Yang akan diperhitungkan bukan seberapa tinggi jabatan kita, melainkan seberapa jujur, adil, dan amanah kita dalam menjalankannya.
Semoga setiap langkah kita di papan catur kehidupan ini selalu berada di atas jalan kebenaran dan keridhaan Allah SWT.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News